Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengeluarkan hasil survei mereka tentang peta perpolitikan Pemilu 2024 termasuk terkait elektabilitas partai.
Dalam survei tersebut, PDI-Perjuangan (PDIP) masih menempati posisi pertama. Disebutkan dalam simulasi daftar 18 lambang dan nama partai, PDIP menempati posisi pertama dengan 20 persen diikuti Gerindra dengan 18,1 persen.
Dalam simulasi surat suara, PDIP mencapai 21,5 persen diikuti Gerindra dengan 17,3 persen.
“PDIP atau calon dari PDIP paling banyak dipilih, 21.5%. Kemudian Gerindra 17.3%, Golkar 11.1%, PKB 9.2%, Nasdem 6.7%, PKS 5.9%, Demokrat 5.6%, PAN 4.4%. Partai lain lebih rendah dan sekitar 11.8% belum memilih partai,” demikian bunyi rilis Indikator.
Pendiri Indikator Burhanudin Muhtadi dalam pemaparan hasil rilis mengungkapkan meski berada di urutan pertama, selisih antara PDIP dan Gerindra tergolong tipis dan dalam kisaran Margin of Eror.
Karena menurut Burhanudin situasi seperti ini merupakan alarm pengingat PDIP terhadap target besar mereka menang hattrick pemilu.
Baca Juga: Paling Minim Peluang Pemilih 'Digoyang', Lembaga Survei Sebut PKS Punya Militansi Kuat
“Trennya turun (PDIP), jadi tren tetap turun untuk PDIP. Selisihnya dengan Gerindra dalam margin of error, ini alarm untuk PDIP karena keinginan untuk hattrick terancam oleh kehadiran Gerindra yang performanya meningkat,” jelas Burhanudin, Kamis (20/1/23).
Sementara itu, partai yang kini dipimpin oleh putra Jokowi, Kaesang Pangarep yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam survei yang dilakukan hanya mendapat 1,4 persen di simulasi lambang dan nama partai, dan 1,7 persen di simulasi surat suara.
Baca Juga: Elektabilitas Anies Baswedan-Cak Imin Terus Menguat, Prabowo-Gibran bin Jokowi Mohon Siap-siap!
Survei Indikator ini dilakukan 30 Desember 2023-6 Januari 2024. Penarikan sampel survei Indikator kali ini menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, kemudian dilakukan oversample di 13 Provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Sehingga total sample sebanyak 4.560 responden.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto