Musim Mas Group memperkenalkan empat varietas baru Seri GS nya dalam Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) ke-3 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Dalam Bunex, empat varietas anyar dari Musim Mas tersebut diklaim dapat meningkatkan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) dengan tingkat rendemen minyak hingga 30%.
"Musim Mas memiliki komitmen yang kuat terhadap industri kelapa sawit yang berkelanjutan, dan kami memahami bahwa bibit sawit unggul menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produksi sawit nasional. Karena itu, sejak tahun 2010 tim Genetic Research Centre kami telah melakukan riset dan memberikan terobosan baru dalam pemuliaan benih kelapa sawit," ujar Director of Strategy & Planning di Musim Mas Group TK Lim, Jumat (13/9/2024).
Baca Juga: Mengenal Kastarasi dalam Kelapa Sawit
Adapun riset varietas tersebut dilakukan di salah satu perkebunan Musim Mas di Riau yang menginisiasi Accelerated Breeding Program, atau pembiakan yang dipercepat tanpa mengurangi prosedur yang ketat. Sehingga, dalam jangka waktu dua belas tahun atau empat tahun lebih cepat daripada prosedur riset pada umumnya.
Hal tersebut membuat Musim Mas menghasilkan empat varietas unggul antara lain DxP Musim Mas GS1 (persilangan induk Dura Deli dan Pisifera Ekona), DxP Musim Mas GS2 (persilangan induk Dura Deli dan Pisifera Dami Composite), DxP Musim Mas GS3 (persilangan induk Dura Angola dan Pisifera Dami Composite), dan DxP Musim Mas GS4 (persilangan induk Dura Angola dan Pisifera Ekona).
Lim mengaku jika keempat varietas tersebut telah diuji oleh pihaknya di beberapa lokasi di Indonesia yang mempunyai kondisi tanah serta curah hujan yang berbeda. Di sisi lain, hasilnya pun memuaskan serta dapat meningkatkan produktivitas TBS dan memangkas waktu produksi yakni pada usia tanam 25 bulan yang mana pada umumnya adalah selama 30 bulan.
Baca Juga: Tak Hanya Sawit, Wamentan Dorong Karet hingga Kopi Lokal Juarai Pasar Dunia
Selanjutnya, pada panen di tahun kelimanya, keempat varietas ini berpotensi menghasilkan TBS antara 32 hingga 34 ton per hektare per tahunnya dan menghasilkan minyak CPO 9-10 ton per hektare per tahunnya. Penelitian varietas baru ini menjadi salah satu perwujudan Pilar Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas untuk menjadi pelopr inovasi dalam praktik berkelanjutan, khususnya di industri sawit Indonesia.
Sebagai informasi, produktivitas perkebunan Musim Mas sendiri telah melampaui rata-rata CPO industri sawit di Indonesia sebesar 40%.
"Selain sebagai komitmen keberlanjutan perusahaan kami, penelitian ini juga merupakan dukungan untuk Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan Energi Menuju Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan pemerintah," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: