Harga logam mulia global termasuk emas mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan di Senin (25/11). Hal tersebut tidak terlepas dari sejumlah faktor geopolitik dunia yang baru-baru ini terjadi.
Dilansir Selasa (26/11), berikut ini adalah catatan pegerakan sejumlah harga logam mulia global. Rerata menunjukkan pelemahan yang signifikan:
- Emas Spot: Merosot 3,4% menjadi US$2.619,43 per ounce,
- Kontrak Berjangka Emas Amerika Serikat (AS): Turun 3,4% ke US$2.620,80 per ounce.
- Perak: Turun 3,4% menjadi US$30,25 per ounce.
- Platinum: Merosot 2,7% ke US$937,69 per ounce.
- Paladium: Anjlok 2,9% menjadi US$979,82 per ounce.
Penurunan ini terjadi karena sejumlah faktor, salah satunya adalah mengenai adanya laporan meredanya ketegangan antara Israel dan Hezbollah. Keduanya disebutkan akan melakukan gencatan senjata, hal tersebut menurunkan permintaan aset safe-haven seperti emas.
Di sisi lain, terdapat juga faktor yang datang dari Amerika Serikat (AS). Scott Bessent yang baru-baru ini dipercaya oleh Donald Trump diprediksi akan menghadirkan sejumlah kebijakan yang pro-domestik. Hal tersebut akan meredakan ketegangan perang dagang yang selama ini turut menjadi penggerak harga emas.
Adapun aksi ambil untung juga turut menjadi faktor dalam penurunan harga emas kali ini. Hal ini terbilang wajar mengingat bagaimana pergerakan emas pekan lalu yang mencatatkan kenaikan signifikan.
Baca Juga: Efek Dinamika Geopolitik, Harga Emas Diprediksi Meroket hingga US$3.000
Kini pasar menantikan sejumlah rilis data ekonomi penting hingga arah kebijakan moneter yang akan ditempuh oleh Federal Reserve (The Fed). Dua hal tersebut akan menjadi kunci bagi pergerakan selanjutnya, terutama terkait kebijakan suku bunga dan prospek inflasi global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: