- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Wow! Laba Bersih Barito Pacific (BRPT) Terbang 116,28% Meski Pendapatan Ambruk

PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) membukukan pendapatan sebesar US$2,38 miliar sepanjang tahun 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat US$2,76 miliar.
Direktur Utama BRPT, Agus Pangestu, menyatakan penurunan pendapatan disebabkan oleh pemeliharaan terjadwal (Turnaround Maintenance/TAM) di kompleks petrokimia serta kondisi pasokan dan permintaan global yang kurang stabil.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahun 2024 yang telah diaudit pada Senin (17/3), beban pokok pendapatan konsolidasi perusahaan turun 15% secara tahunan (YoY) menjadi US$1,86 miliar dari US$2,20 miliar akibat penurunan volume produksi yang disebabkan oleh TAM.
Baca Juga: Lebih Besar dari Perkiraan! Barito Renewables (BREN) Tambah 15,5 MW di Unit Panas Bumi Salak
Meskipun ada tantangan di sektor petrokimia, EBITDA BRPT tetap solid dengan pencapaian US$570 juta, hanya sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Margin EBITDA justru meningkat menjadi 23,9% dari 21,4% pada 2023. Sementara laba bersih BRPT mencatat lonjakan drastis 116,28% dari US$26,11 juta menjadi US$56,48 juta.
Agus mengungkap bahwa perusahaan terus menunjukkan fleksibilitas dalam mengelola tantangan global. "Meskipun menghadapi tantangan global berkelanjutan, kami tetap gesit di dalam memanfaatkan likuiditas yang kuat serta pendekatan strategis melalui diversifikasi."
Dari sisi keuangan, BRPT mempertahankan rasio utang bersih terhadap ekuitas di angka 0,72x dan rasio utang terhadap modal yang sehat di 52,5% pada akhir 2024. Posisi keuangan yang kuat ini menjadi fondasi penting bagi ekspansi perusahaan ke depan.
Dalam strategi pertumbuhannya, BRPT terus berfokus pada ekspansi berkelanjutan. Salah satu pencapaian besar tahun ini adalah penetapan pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik Chandra Asri Group di Cilegon sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Hal ini semakin memperkuat peran BRPT dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, rencana akuisisi Shell Chemical and Industrial Park (SECP) menjadi langkah strategis yang akan memperkokoh posisi BRPT sebagai pemain utama di industri kimia regional.
Baca Juga: Saham Prajogo Hingga Aguan Jadi Biang Kerok IHSG Rontok!
Di sektor energi, perusahaan berhasil menyelesaikan tambahan kapasitas pembangkit listrik binary sebesar 16,6 MW. Agus Pangestu menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen BRPT untuk mendukung transisi energi Indonesia.
"Langkah ini semakin memperkuat komitmen kami dalam mendukung transisi energi Indonesia, sekaligus meningkatkan ketahanan energi dan keberlanjutan untuk masa depan."
Menutup tahun fiskal 2024, total aset BRPT mencapai US$10,53 miliar, meningkat dari US$10,14 miliar pada akhir 2023. Meskipun industri petrokimia tengah berada dalam fase penurunan siklus, BRPT tetap menjaga likuiditas yang kuat dan memastikan kapasitas pendanaan yang cukup untuk menopang ekspansi di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: