Kredit Foto: Reuters/Washington Alves
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menyatakan bahwa penurunan harga nikel pada kuartal I 2025 akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Menurut laporan Bank Dunia yang dirilis pada April 2025, harga nikel pada kuartal I 2025 menyentuh titik terendah sejak 2020.
“Dampak terhadap kinerja keuangan tentu ada, namun dapat kami mitigasi melalui efisiensi biaya, optimalisasi operasi, dan pengelolaan inventori yang hati-hati,” ujar Pelaksana Tugas Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) Bernardus Irmanto, kepada Warta Ekonomi saat dihubungi, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Baca Juga: Permintaan dari Tiongkok Melemah, Harga Nikel Terjun Bebas! Terendah Sejak 2020
Ia menambahkan, sebagai perusahaan dengan visi jangka panjang, Vale menempatkan fluktuasi harga sebagai bagian dari siklus industri.
Perseroan juga mempercepat implementasi sejumlah strategi, termasuk peningkatan efisiensi proses, penguatan struktur biaya, serta pemanfaatan teknologi demi menjaga keberlanjutan produksi dan memitigasi dampak tekanan harga terhadap bisnis.
Baca Juga: Vale Indonesia Siapkan Investasi US$ 8,5 Miliar untuk 3 Proyek Hilirisasi Nikel
“Selain itu, kami terus menjalin dialog dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan pelaku industri global, untuk memastikan arah kebijakan yang seimbang antara stabilitas pasar dan keberlanjutan industri nasional,” lanjutnya.
Untuk diketahui, sepanjang 2024 Vale mencatatkan produksi nikel matte sebanyak 71.311 ton, melampaui target tahunan sebesar 70.805 ton dan realisasi produksi tahun 2023 yang mencapai 70.728 ton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: