Kredit Foto: Istimewa
PT Lion Metal Works Tbk (LION) memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp5 per saham dari laba bersih tahun buku 2024 yang tercatat sebesar Rp10,57 miliar.
Berdasarkan risalah RUPST dari keterbukaan informasi, Selasa (1/7/2025) total dividen yang akan dibayarkan mencapai Rp2,6 miliar untuk 520,16 juta lembar saham. Selain itu, perseroan juga menetapkan cadangan wajib sebesar Rp200 juta sesuai dengan ketentuan Pasal 70 UU Perseroan Terbatas.
“Pembagian dividen tunai sebesar Rp5 per saham dilakukan sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, sementara sisa laba bersih sebesar Rp7,77 miliar akan ditetapkan sebagai laba ditahan untuk mendukung pengembangan usaha di masa depan," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa (1/7/2025).
Baca Juga: Tak Bagi Dividen, LABS Genjot Alkes Buatan RI
RUPST tersebut juga memutuskan untuk menunjuk kembali KAP Teramihardja, Pradhono & Chandra sebagai auditor, serta memberi kewenangan penuh kepada dewan komisaris dalam menentukan honorarium dan penggantinya bila diperlukan.
Dari sisi pengurus, seluruh anggota direksi saat ini kembali diangkat untuk masa jabatan hingga penutupan RUPST tahun 2028. Susunan direksi LION tetap dipimpin oleh Cheng Yong Kim sebagai Direktur Utama, didampingi empat direktur lainnya: Lim Tai Pong, Ir. H. Krisant Sophiaan MSc, Tjoe Tjoe Peng (Lawer Supendi), dan Cheng Zhi Wei.
RUPST juga menyetujui pemberian kewenangan kepada dewan komisaris untuk menetapkan gaji, bonus, dan tunjangan bagi seluruh anggota direksi tahun 2025, serta menyetujui kenaikan maksimal honorarium dewan komisaris hingga 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, LION mencatat kinerja keuangan yang tertekan sepanjang kuartal I-2025. Emiten produsen peralatan logam ini membukukan rugi bersih sebesar Rp16,37 miliar, berbalik dari laba Rp4,59 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penjualan bersih LION tercatat turun tipis 1,2% secara tahunan (yoy) menjadi Rp95,50 miliar dari sebelumnya Rp96,64 miliar. Namun lonjakan tajam beban pokok penjualan (BPP) menjadi Rp93,23 miliar, naik 44,5% dari Rp64,51 miliar, membuat laba kotor anjlok menjadi hanya Rp2,27 miliar.
Total beban usaha tercatat naik menjadi Rp29,52 miliar dari sebelumnya Rp26,78 miliar. Rincian beban usaha terdiri dari biaya umum dan administrasi sebesar Rp22,20 miliar serta biaya penjualan dan pemasaran Rp7,32 miliar.
Secara bottom line, LION membukukan rugi usaha sebesar Rp27,25 miliar. Meski berhasil mencatat pendapatan lain-lain bersih senilai Rp6,21 miliar, hal tersebut belum mampu menutup kerugian operasional yang terjadi.
Baca Juga: Pendapatan Naik 50%, Elitery Beri Dividen Rp5 per Saham
Di sisi neraca, total aset perseroan per 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp664,20 miliar, menurun dari Rp714,17 miliar pada akhir Desember 2024. Penurunan ini terutama berasal dari kas dan setara kas yang turun menjadi Rp121,60 miliar dari sebelumnya Rp144,07 miliar, serta turunnya nilai persediaan dan piutang.
Adapun total liabilitas LION juga mengalami penurunan menjadi Rp179,51 miliar dari Rp213,12 miliar. Penurunan terbesar terjadi pada utang usaha dan uang muka pelanggan, yang mengindikasikan penurunan aktivitas produksi dan penjualan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: