Kredit Foto: Abdul Aziz
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) buka-bukaan suara soal strategi di balik rencana penggabungan usaha dengan PT Mandala Multifinance Tbk, yang ditargetkan rampung pada 1 Oktober 2025 usai mengantongi restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Alih-alih hanya mengejar skala bisnis atau ekspansi pasar, Adira justru menekankan bahwa merger ini adalah bagian dari fondasi jangka panjang untuk membangun "mesin pertumbuhan yang berkelanjutan".
“Ini bukan sekadar ekspansi ke wilayah baru atau tambah nasabah. Yang kami bangun adalah ketahanan jangka panjang lewat struktur keuangan yang kokoh,” kata Sylvanus Gani, Chief Financial Officer Adira Finance.
Baca Juga: Industri Otomotif Lesu, Merger Raksasa Adira dan Mandala Finance Jadi Jalan Keluar?
Gani menjelaskan bahwa penggabungan ini memungkinkan Adira mengintegrasikan diversifikasi portofolio produk—dari pembiayaan roda dua, roda empat, hingga multiguna—dengan basis nasabah luas milik Mandala. Selain itu, Mandala diharapkan turut memperkuat kemampuan Adira menjangkau segmen ritel yang selama ini dinilai underpenetrated.
“Kalau struktur keuangan makin hebat, pertumbuhannya juga makin panjang. Diversifikasi makin kuat, dan efisiensi biaya dana makin baik karena didukung bank,” ujarnya.
Menurutnya, Mandala memiliki struktur biaya dana yang belum sekompetitif Adira. Namun, dengan dukungan perbankan yang dimiliki Adira, merger ini diharapkan menghasilkan sinergi efisiensi keuangan yang signifikan.
Baca Juga: Akuisisi Rp7 Triliun Tuntas, Mandala Melebur ke Adira! Lahirkan Raksasa Pembiayaan Rp62 T
Usai merger, Adira sebagai entitas penerima akan memiliki total aset Rp38,4 triliun, serta total pembiayaan kelolaan lebih dari Rp62 triliun. Angka ini disebut akan menjadi tulang punggung ekspansi bisnis di tengah tantangan industri pembiayaan yang semakin kompetitif dan terdigitalisasi.
Adira juga menegaskan bahwa komunikasi merger dilakukan secara terbuka untuk memastikan seluruh pemangku kepentingan memahami arah bisnis yang sedang dibangun.
“Transparansi ini penting, agar semua tahu: merger ini bukan langkah reaktif, tapi strategis,” pungkas Gani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri