Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tarif Trump Bikin Siaga, BI Diproyeksi Pangkas Suku Bunga Lagi

        Tarif Trump Bikin Siaga, BI Diproyeksi Pangkas Suku Bunga Lagi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat diprediksi akan mendorong bank-bank sentral di kawasan Asia, termasuk Indonesia, untuk kembali memangkas suku bunga acuan pada paruh kedua tahun ini. Langkah ini dinilai krusial untuk menjaga ketahanan ekonomi domestik di tengah tekanan terhadap sektor ekspor.

        Head of Asia ex-Japan Fixed Income Manulife Investments, Murray Collins, menyatakan bahwa tren pelonggaran moneter kemungkinan akan berlanjut di negara-negara seperti Indonesia, Korea Selatan, dan Filipina, setelah sebelumnya sudah dimulai pada semester I/2025.

        “Di semester I, mereka telah menurunkan suku bunga untuk meredam tekanan inflasi. Kami melihat ada ruang untuk pemangkasan lanjutan demi menyeimbangkan tekanan dari tarif baru AS,” ujar Collins, dikutip dari Bloomberg, Jumat (11/7/2025).

        Baca Juga: Proses Perundingan Perdagangan Bebas Tarif RI-Eropa Capai Tahap Sangat Maju

        Indonesia disebut sebagai salah satu negara dengan ketahanan ekonomi tinggi berkat konsumsi domestik yang tetap solid dalam beberapa bulan terakhir. “Kami optimistis tren ini akan berlanjut di semester kedua, terutama dengan dukungan kebijakan bank sentral yang lebih akomodatif,” imbuhnya.

        Bank Indonesia sejauh ini telah dua kali menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate), masing-masing sebesar 25 basis poin, yakni pada Januari menjadi 5,75% dan pada Mei menjadi 5,5%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa ruang untuk penurunan lanjutan masih terbuka, tergantung pada dinamika global dan kondisi ekonomi domestik.

        Baca Juga: Wall Street Terus Cetak Rekor, Investor Saham Abaikan Tarif Baru Trump

        Di sisi lain, pemerintah Indonesia terus menempuh langkah diplomatik untuk merespons kebijakan perdagangan terbaru dari Presiden AS Donald Trump. Presiden Trump secara resmi mengirim surat kepada pemimpin Indonesia, Bangladesh, Kamboja, dan Thailand pada 7 Juli 2025, mengenai pemberlakuan tarif impor sebesar 32% yang akan efektif mulai 1 Agustus 2025.

        Sebagai tindak lanjut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer untuk membahas kelanjutan negosiasi tarif tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: