Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tarif AS dan Lemahnya Belanja Pemerintah Bikin Rupiah Melemah ke Level Rp16.323

        Tarif AS dan Lemahnya Belanja Pemerintah Bikin Rupiah Melemah ke Level Rp16.323 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketidakpastian kebijakan tarif Amerika Serikat kembali mengguncang pasar global dan menyeret nilai tukar rupiah melemah ke level Rp16.323 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (21/7/2025). Rupiah sempat melemah hingga 50 poin sebelum akhirnya ditutup melemah 26 poin dari level sebelumnya di Rp16.295.

        Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penguatan indeks dolar AS terjadi karena meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap potensi perang dagang baru antara AS dan Uni Eropa. 

        Wall Street Journal melaporkan bahwa UE tengah menyiapkan balasan terhadap rencana tarif Presiden AS Donald Trump, yang berniat menerapkan tarif dasar 15% atas produk Eropa. Tenggat waktu pemberlakuan tarif ditetapkan pada 1 Agustus, dengan rentang kenaikan antara 20% hingga 50% terhadap negara-negara ekonomi besar.

        Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Naik, Buat Rupiah Terkapar

        “Investor global mulai mengambil sikap hati-hati. Selain soal tarif, ancaman sanksi tambahan terhadap pembeli ekspor Rusia oleh AS turut menambah ketegangan pasar,” ujar Ibrahim, dalam keterangan resminya, Senin (21/7/2025).

        Sementara itu di Asia, hasil pemilu majelis tinggi Jepang yang mengecewakan bagi partai berkuasa turut menambah ketidakpastian regional. Partai Demokrat Liberal hanya meraih 47 dari 248 kursi, menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas politik Jepang ke depan.

        Dari dalam negeri, sambungnya, fundamental ekonomi masih belum cukup kuat menopang rupiah. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2025 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,87% secara tahunan.

        Meski kuartal kedua bertepatan dengan musim libur sekolah, dampaknya tidak sebesar periode Ramadan dan Lebaran. Konsumsi rumah tangga yang menyumbang 54,53% terhadap PDB hanya mampu tumbuh 4,89% YoY. Sementara konsumsi pemerintah justru terkontraksi 1,38% dan menyumbang porsi kecil sebesar 5,88% terhadap PDB.

        Pemerintah memang telah membuka blokir anggaran sebesar Rp134,9 triliun hingga 24 Juni 2025, namun realisasi belanja negara di semester I masih minim, hanya mencapai Rp1.406 triliun atau 38,8% dari total pagu belanja sebesar Rp3.621 triliun.

        Baca Juga: Dolar AS Menguat, Rupiah Tertekan di Tengah Ancaman Tarif Trump

        “Stimulus seperti diskon transportasi, BSU, hingga bantuan pangan memang sudah digelontorkan, tapi dampaknya belum signifikan karena terlambat dan cakupannya terbatas,” kata Ibrahim.

        Melihat kombinasi tekanan eksternal dan lemahnya stimulus domestik, Ibrahim memproyeksikan pergerakan rupiah pada perdagangan Selasa (22/7/2025) masih fluktuatif dengan kecenderungan melemah, berada dalam kisaran Rp16.310 hingga Rp16.360 per dolar AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: