Kredit Foto: Azka Elfriza
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai pemulihan konsumsi rumah tangga belum merata, meski secara tahunan tumbuh 4,97% pada kuartal II-2025. Kelas menengah yang selama ini menjadi motor utama konsumsi nasional dinilai masih menahan belanja.
"Fenomena Rojali dan teman-temannya itu masih terjadi. Tidak ada dorongan yang menyebabkan masyarakat bisa berkonsumsi lebih tinggi," ujar Abdul Manap Pulungan, Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF dalam diskusi publik di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Baca Juga: INDEF Soroti Ketimpangan Data, Ekonomi Tumbuh tapi Tak Terasa
Menurut Abdul, pemerintah memang telah mengucurkan berbagai stimulus fiskal, namun sebagian besar diarahkan pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah melalui program bantuan sosial. Sayangnya, dampaknya terhadap pemulihan konsumsi belum signifikan secara makro.
"Bansos kontribusinya terhadap piramida pendapatan itu tidak signifikan. Justru yang dominan adalah belanja kelas menengah, dan itu belum menunjukkan peningkatan berarti," tegasnya.
Baca Juga: Bansos Topang Konsumsi, Belanja Online Naik 7,55%
INDEF juga mencatat bahwa inflasi inti yang mencapai 2,37% didorong oleh kenaikan harga komoditas seperti emas, bukan karena peningkatan permintaan barang dan jasa. Hal ini, menurut Abdul, menjadi indikator bahwa daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah, belum pulih secara struktural.
Kondisi ini dinilai berpotensi menghambat akselerasi pemulihan ekonomi nasional yang bergantung pada konsumsi domestik sebagai kontributor utama produk domestik bruto (PDB).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri