Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Bayang-bayang warisan pandemi Covid-19 dan gejolak perdagangan global dinilai menjadi hambatan utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Imaduddin Abdullah, menilai tekanan ini membuat target pemerintah untuk mendorong pertumbuhan hingga 8 persen sulit tercapai.
“Kalau melihat kondisinya, potensi ekonomi kita berada di bawah 5 persen tahun ini sangat tinggi,” ujar Imaduddin dalam Talkshow 30 Tahun Indef di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Ia menjelaskan, pandemi meninggalkan output gap yang signifikan antara pertumbuhan sebelum dan sesudah krisis kesehatan global tersebut. Dampaknya masih dirasakan berbagai sektor industri yang belum sepenuhnya pulih.
Baca Juga: Jika Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,2%, FWD Optimis Premi Asuransi akan Tumbuh di Semester II
“Seandainya pandemi tidak terjadi, PDRB per kapita kita sudah jauh lebih tinggi,” ujarnya.
Di sisi lain, dinamika perdagangan internasional menambah tekanan. Kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang sebelumnya hanya menyasar China kini meluas ke puluhan negara, termasuk mitra dagang utama Indonesia. Imaduddin menilai situasi ini berpotensi mengganggu kinerja ekspor dan rantai pasok nasional.
“Memang kuartal II kemarin kita sempat mencatat pertumbuhan 5,12 persen, tapi itu bukan berarti tantangan sudah selesai,” tegasnya.
Menurutnya, kerja keras seluruh pihak, bukan hanya pemerintah, diperlukan untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah tekanan eksternal dan pemulihan pascapandemi yang masih rapuh.
Baca Juga: Ekonom Soroti Angka PHK yang Naik 32% di Tengah Klaim Pertumbuhan Ekonomi 5%
"Legacy pandemi ini masih sangat kuat, dan kita sudah mendengar juga dari berbagai sektor industri kita yang terpuruk akibat dari pandemi ini. Selain itu, dalam beberapa bulan terakhir, banyak sekali dinamika yang terjadi di level global," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo