Kredit Foto: Reuters/Shannon Stapleton
Bank of America (BofA) menyoroti perkembangan stablecoin dalam wilayah dari Amerika Serikat (AS). Pihaknya mengatakan hal tersebut mempengaruhi tren tokenisasi aset terkait utang negara dan Treasury bills (T-bills).
Dilansir Jumat (22/8), Bank of America menilai stablecoin bukan pengubah besar bagi pasar obligasi namun lebih signifikan bagi dana pasar uang (money market mutual funds). Pasalnya, potensi imbal hasil yang lebih tinggi dari stablecoin menciptakan tantangan kompetitif bagi investasi terkait.
Baca Juga: Bursa Asia Ditutup Mixed, Saham Fintech China Dikerek Isu Stablecoin Yuan!
BofA memperkirakan permintaan stablecoin terhadap obligasi akan tumbuh secara bertahap dalam satu tahun ke depan, dengan kisaran US$25 Miliar - US$75 Miliar. Namun, volume itu dinilai belum cukup untuk mengubah dinamika pasar surat utang jangka pendek dari AS.
Stablecoin adalah aset kripto yang nilainya dipatok ke aset lain seperti dolar atau emas. Selain menjadi infrastruktur pembayaran di pasar kripto, stablecoin juga kerap digunakan untuk transfer dana lintas negara.
Bank of America juga mencatat sejumlah klien pasar uang mulai melirik tokenisasi sebagai langkah defensif menghadapi persaingan dengan stablecoin. Upaya ini ditandai dengan peluncuran tokenisasi pertama atas saham pasar uang.
Baca Juga: Pelaku Industri Kripto Dorong Stablecoin Rupiah untuk Efisiensi Remitansi dan Inklusi Keuangan
“Karena stablecoin masih dibatasi untuk tidak membayar imbal hasil, pasar uang melihat peluang sempit untuk men-tokenisasi dan menawarkan tingkat bunga kompetitif sebelum regulasi atau celah hukum memberi ruang stablecoin untuk mengejar ketertinggalan,” tulis BofA.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: