Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investasi Ekraf Meningkat, Ditargetkan Capai Rp183 Triliun pada 2029

        Investasi Ekraf Meningkat, Ditargetkan Capai Rp183 Triliun pada 2029 Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya mengungkapkan investasi sektor ekraf mencatatkan tren positif, menyentuh Rp 90,12 triliun hingga Semester I 2025.

        Investasi asing terbesar pada Semester I 2025 berasal dari Singapura dengan Rp 18,65 triliun berdasarkan  data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diolah Kementerian Ekraf.

        Baca Juga: Krisis Legitimasi Fiskal dan Ketimpangan Ekonomi Picu Gelombang Protes

        Dari sisi domestik, DKI Jakarta masih menjadi tujuan utama dengan lonjakan investasi dari Rp 18,14 triliun pada 2024 menjadi Rp 25,97 triliun pada 2025.

        Ini disampaikan Menteri Ekraf saat rapat kerja (raker) bersama Komisi VII DPR RI membahas rencana kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga tahun anggaran 2026 di Jakarta pada Kamis (4/9/2025).

        "Pada 2024, total investasi mencapai hingga Semester I 2025 sudah menyentuh Rp 90,12 triliun, melampaui capaian tahun sebelumnya sebesar Rp 64,22 miliar. Target jangka menengah diproyeksikan mencapai Rp 152,3-Rp 183,7 triliun pada 2029. Peningkatan investasi ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap ekosistem ekraf Indonesia yang semakin kompetitif," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kementerian Ekraf, Senin (8/9).

        Optimisme serupa juga terlihat pada ekspor yang tahun lalu, berdasarkan data Bea Cukai yang diolah kembali oleh Kementerian Ekraf, tercatat USD 25,1 miliar di tahun 2024 di Semester I 2025 telah mencapai USD 13 miliar dan diproyeksikan konsisten naik hingga USD 33 miliar pada 2029. Dari sisi tenaga kerja, sektor ekraf telah menyerap 26,5 juta tenaga kerja pada 2024. Angka ini diproyeksikan meningkat stabil hingga 27,7 juta tenaga kerja pada 2029.

        Ekspor subsektor ekraf pada Semester I 2025 didominasi fesyen dengan USD 7,09 miliar, kriya sebesar USD 5,01 miliar, dan kuliner mencapai USD 767 juta. Diversifikasi pasar juga mulai menguat. Pengiriman ke Swiss, Jepang, dan Uni Emirat Arab meningkat mulai dari 5,7 persen hingga 19,14 persen.

        Sementara itu, pada 2024 Produk Domestik Bruto (PDB) ekraf sudah tumbuh 5,69 persen dan ditargetkan mencapai 6,12 persen pada 2029.

        Tren ini menegaskan daya saing produk kreatif Indonesia yang semakin diterima di berbagai belahan dunia. 

        Dengan usulan program baru seperti Pemberdayaan Desa Kreatif, Industri Kriya & Kuliner untuk UMKM, Event & Festival Lokal, Program Inklusif & Sosial serta melihat dampak positif di tengah tantangan saat ini, untuk itu Kementerian Ekraf mengusulkan inisiatif anggaran baru sebesar Rp 2,24 triliun, Menteri Ekraf Teuku Riefky menegaskan pentingnya dukungan anggaran yang proporsional untuk memastikan keberlanjutan program prioritas.

        “Kami mengharapkan program kegiatan yang diusulkan memperoleh pertimbangan teknis dan fiskal yang sepadan, untuk memastikan kesinambungan pelaksanaan program prioritas sektor ekonomi kreatif. Pelayanan publik dan program ekraf harus berjalan optimal agar sektor ini benar-benar menjadi mesin baru pertumbuhan nasional yang dimulai dari daerah,” tegasnya.

        Pimpinan rapat Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, dalam kesimpulannya menyetujui penambahan anggaran tersebut. Dia mendesak merelokasikan anggaran tersebut ke dalam program-program substantif yang berdampak pada kesejahteraan rakyat. Saras, sapaannya, menambahkan bahwa pembahasan anggaran bukan sekadar angka, melainkan memastikan manfaat langsung bagi masyarakat.

        “Kami ingin agar alokasi anggaran benar-benar memperkuat ekraf, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: