Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Surplus Perdagangan Menguat, Pemerintah Fokus Benahi Infrastruktur Logistik

        Surplus Perdagangan Menguat, Pemerintah Fokus Benahi Infrastruktur Logistik Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengajak seluruh pemangku kepentingan memperkuat kolaborasi lintas sektor guna menciptakan sistem logistik nasional yang efisien, tangguh, dan berdaya saing.

        Menurut Roro, efisiensi logistik merupakan faktor fundamental yang menentukan daya saing produk Indonesia di pasar domestik dan internasional. 

        “Logistik bukan sekadar sektor pendukung, tetapi menjadi tulang punggung perdagangan nasional. Kolaborasi lintas sektor menjadi faktor penting dalam memperkuat sistem logistik yang efisien dan terintegrasi,” ujar Roro dalam pembukaan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Convex 2025, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (13/11/2025).

        Pemerintah, lanjutnya, berkomitmen mengawal reformasi logistik nasional melalui penguatan konektivitas antarwilayah, efisiensi distribusi, dan peningkatan daya saing. 

        Baca Juga: Momentum Surplus Neraca Perdagangan Melonjak, Diversifikasi Produk Jadi Strategi

        “Kemendag terus menghadirkan kebijakan dan program yang mendukung kelancaran logistik nasional serta menjaga kestabilan harga komoditas di pasar,” kata Roro.

        Ia menegaskan, kelancaran arus perdagangan sangat bergantung pada efisiensi rantai pasok. Setiap pihak, baik pemerintah maupun pelaku usaha, memiliki peran dalam menjaga kestabilan harga dan pasokan. 

        Menurutnya, kestabilan harga dan pasokan tidak akan tercapai apabila arus barang terhambat.

        Dalam kesempatan sama, Roro menyebut pemerintah tengah memperkuat konektivitas multimoda yang mengintegrasikan transportasi darat, laut, udara, dan kereta api. Modernisasi pelabuhan, bandara, dry port, serta depo kontainer dilakukan seiring digitalisasi sistem logistik seperti e-manifest, e-invoice, e-tracking, dan e-payment. Selain itu, penerapan Indonesia National Single Window (INSW) yang terhubung dengan 18 kementerian dan lembaga turut meningkatkan efisiensi dan transparansi ekspor-impor.

        Roro menambahkan, pemerintah juga memperluas akses pasar melalui sejumlah perjanjian dagang strategis, seperti Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), penyelesaian perundingan Indonesia–Peru CEPA, serta Indonesia–European Union CEPA. 

        “Upaya ini dilakukan untuk membuka akses Indonesia ke pasar-pasar baru yang potensial,” katanya.

        Baca Juga: Kemendag Dongkrak Konsumsi Kopi Indonesia di Korea Selatan

        Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus USD 4,34 miliar pada September 2025, menandai tren surplus selama 65 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Secara kumulatif, surplus Januari–September 2025 mencapai USD 33,48 miliar, naik signifikan dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar USD 22,18 miliar.

        Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang membuka ALFI Convex 2025, menegaskan bahwa transformasi logistik menjadi kunci pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan menuju visi Indonesia Emas 2045. Sementara itu, Ketua Umum ALFI Muhammad Akbar Djohan menilai dukungan pemerintah menunjukkan keseriusan memperkuat ekosistem rantai pasok nasional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: