Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2025 diperkirakan mencapai 5,08% secara tahunan (YoY). Angka itu lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal III/2025 sebesar 5,04% serta capaian kuartal IV/2024 yang berada di level 5,02%. Kenaikan diperkirakan terjadi akibat penguatan konsumsi rumah tangga menjelang Natal dan Tahun Baru, yang menjadi faktor musiman utama mendorong akselerasi ekonomi.
Head of Macroeconomic and Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, menyampaikan bahwa aktivitas konsumsi secara historis meningkat pada periode akhir tahun. Menurutnya, lonjakan tersebut kembali muncul pada 2025 dan menjadi pendorong utama perbaikan pertumbuhan ekonomi kuartal empat.
“Kuartal keempat pertumbuhan ekonomi mungkin lebih akseleratif yang mungkin akan tumbuh 5,08% di kuartal keempat didorong oleh terutama periode Nataru,” ujar Dian dalam paparan Mandiri Macro and Market Brief 4Q25 yang digelar daring, Rabu (3/12/2025).
Baca Juga: Ekonomi RI Dianggap Tangguh Hadapi Tekanan Global 2026
Dian, yang akrab disapa Diyu, menjelaskan bahwa indikator konsumsi memperlihatkan penguatan konsisten. Penjualan ritel Oktober 2025 tercatat tumbuh 4,3% YoY, lebih tinggi dibandingkan kenaikan 3,7% pada September. Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia melonjak ke 121,2 pada Oktober dari 115 pada bulan sebelumnya, menandakan optimisme masyarakat semakin kuat.
Penguatan konsumsi juga tercermin dari data internal Bank Mandiri melalui Mandiri Spending Index (MSI). Rata-rata pertumbuhan belanja masyarakat pada kuartal IV/2025 mencapai 36% YoY, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya. Diyu menyebut peningkatan itu didorong mobilitas liburan serta belanja barang tahan lama.
“Belanja mobilitas akan terus menguat sejalan dengan periode liburan Nataru. Kami juga melihat peningkatan dari sisi durable goods, terutama ditopang oleh pembelian elektronik dan spesifiknya handphone,” jelasnya.
Baca Juga: Pemerintah Optimis Ekonomi RI di 2026 Bisa Lebihi Target
Dari sisi produksi, sektor manufaktur menunjukkan penguatan. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur naik ke 53,3 pada Oktober, lebih tinggi dari rerata kuartal III/2025 yang tercatat 50,4. Peningkatan tersebut menandai aktivitas industri berada pada zona ekspansi yang lebih solid.
Namun, indikator investasi memperlihatkan perkembangan berbeda. Penjualan semen dan impor barang modal melambat memasuki Oktober, sementara kontribusi net export diperkirakan turun seiring meningkatnya impor musiman di akhir tahun. Dalam kondisi itu, belanja pemerintah dinilai menjadi faktor penting untuk menjaga laju pertumbuhan.
Bank Mandiri memperkirakan pemerintah perlu merealisasikan belanja sekitar Rp934 triliun pada dua bulan terakhir 2025 untuk mencapai target outlook APBN. “Realisasi belanja pemerintah ini perlu tetap diakselerasi. Jika tercapai, ini akan sangat berkontribusi terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2025,” tegasnya.
Dengan memperhitungkan tren konsumsi, produksi, investasi, serta proyeksi belanja pemerintah, Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2025 akan berada pada kisaran 5,0%–5,1%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri