WE Online, Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana untuk melakukan pembelian pesawat angkut militer varian baru keluaran Airbus Group, Airbus Defence and Space jenis A400M.
Meski tak disebut jumlah unit pesawat angkut militer yang akan dibeli, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista) senilai Rp2,3 triliun per unit itu tidak dalam jumlah banyak.
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Komisi I DPR-RI TB Hasanuddin mengatakan usulan pembelian pesawat angkut militer memang suatu hal yang penting guna memperkuat pertahanan dan keamanan. Menurut mantan sekretaris militer ini, sangat dipahami bila pemerintah hanya membeli sedikit mengingat keterbatasan anggaran, tapi kurang efektif dioperasikan bila hanya membeli dua unit.
"Memang idealnya TNI sudah harus punya pesawat angkut militer berat setidaknya delapan unit untuk kepentingan strategi, minimal di dua trouble spot sebagai pengganti Hercules. Tapi, kalau belinya hanya satu atau maksimal dua unit A400 M nantinya akan repot lagi. Ketika satu unit sedang dalam pemeliharaan, kita hanya mampu mengoperasikan satu unit saja," kata Purnawirawan Jenderal TNI AD bintang dua ini dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Jika permasalahannya adalah harga A400M yang terlalu mahal sehingga jumlah unit yang akan dibeli hanya sedikit, TB Hasanuddin mengusulkan agar mengganti produk yang lebih murah dengan kualitas sama.
"Bila harga satu pesawat A400M lebih dari USD 180 juta atau setara Rp2,3 triliun lebih maka nilai segitu bisa dapat empat atau tiga unit CN 295 atau C 27 J Spartan," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa dengan keuangan yang terbatas maka sebaiknya membeli kelas angkut yang lebih ringan seperti C 27 J Spartan sehingga bisa dapat enam unit.
"Jadi, ketika dua unit sedang dalam pemeliharaan kita masih punya empat unit untuk melayani dua spot yang berbeda," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement