Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), telah melakukan rehab terhadap sebanyak 3.205 rumah masyarakat tidak layak huni di daerah itu sejak awal 2015 hingga Agustus 2016.
"Jumlah tersebut di antaranya pada 2015 direhab rumah tidak layak huni sebanyak 2.371 unit dan pada 2016 ini sedang dibedah lagi 834 unit," kata Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah di Padang, Minggu.
Ia menyampaikan jumlah tersebut sudah termasuk dari dana pemerintah dan dana non pemerintah, serta ke depannya masih ada kemungkinan bertambah hingga akhir 2016.
Menurutnya, rehab rumah di Kota Padang itu sebenarnya sudah masuk dalam program bedah 1.000 rumah miskin tidak layak huni yang memang bertujuan memantapkan program pengentasan kemiskinan.
"Untuk rehab rumah itu sebenarnya diawali dari upaya menjemput aspirasi dan pemberantasan kemiskinan dengan berbagai program lainnya termasuk melalui singgah sahur beberapa bulan lalu," jelasnya.
Selain itu, ia mengemukakan dalam pengentasan kemiskinan tidak hanya dengan singgah sahur dan rehab rumah keluarga miskin saja, melainkan juga membangun manusianya.
Hal itu dapat diwujudkan dengan memberikan pelatihan keterampilan bagi kepala keluarga dan anggota keluarga usia kerja untuk dapat bekerja dan berusaha mengakses pekerjaan yang dapat memberi tambahan penghasilan.
Ia menambahkan pada 2016 juga telah dipublikasikan hasil pemutakhiran basis data terpadu oleh Badan Statistik dan akan dipublikasikan dalam waktu dekat.
Terdapat pula berbagai upaya dan intervensi tetap dilakukan untuk mengurangi penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber dana pemerintah pusat melalui PNPM mandiri perkotaan.
"Menekan angka kemiskinan juga dapat direalisasikan melalui program di 14 SKPD Padang yang digulirkan tiap tahunnya," ujarnya.
Sementara Ketua DPRD Kota Padang, Erisman mengatakan sebenarnya pertumbuhan ekonomi di Kota Padang sudah cukup baik dan angka kemiskinan dapat diminimalisir.
"Secara umum pertumbuhan ekonomi cukup baik yakni mencapai angka 6,35 persen pada 2016," sebutnya.
Walaupun mengalami penurunan dari 6,57 persen pada 2015, namun, katanya, hal itu terjadi memang karena keterlambatan ekonomi scara nasional.
"Tapi baiknya pertumbuhan ekonomi sudah terlihat dari sektor hotel, restoran dan keuangan," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement