Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Makin Percaya Diri Songsong Pemilihan ICAO

Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, semakin percaya diri menyongsong pemilihan Anggota Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Dunia (ICAO) pada Oktober 2016.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo dalam konferensi pers usai jamuan diplomatik untuk dukungan ICAO di Jakarta, Jumat (9/9/2016) mengatakan optimistis tersebut didorong peraihan sejumlah prestasi di antaranya naiknya Kategori 1 standar keselamatan penerbangan Federal Aviation Administration (FAA) dan dicabutnya larangan terbang oleh Uni Eropa (EU Ban).

"Keberhasilan kita berpengaruh. Kita semakin percaya diri mencari dukungan dalam pemilihan ICAO," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya telah mengantongi nilai tertinggi yang pernah dicapai dalam audit standar keamanan ICAO, yaitu USAP, yaitu 95 dengan 'effective implementation' 93," katanya.

Suprasetyo juga optimistis dapat meraih standar keselamatan ICAO atau USOAP, di kisaran 60 hingga 70.

"Peningkatan-peningkatan lainnya, seperti dukungan dengan Amerika Serikat juga New South Wales, Afrika semakin baik, akan dibuka rute-rute juga menjadi nilai tambah dengan negara-negara sahabat, di situ lah kita semakin percaya diri," katanya.

Dalam kesempatan sama, Utusan Khusus Menteri Perhubungan untuk ICAO Indroyono Soesilo mengatakan pihaknya telah menggalang dukungan, baik di negara-negara berkembang maupun negara-negara maju.

"Pada dasarnya kami siap, kami telah berjuang ke dalam dan ke luar, setelah empat kali gagal, kali ini Insya Allah optimistis," katanya.

Untuk itu, Indroyono kembali menggalang dukungan dengan mengadakan jamuan diplomatik yang kedua di Kementerian Perhubungan pada Jumat (9/9) setelah sebelumnya diadakan pada November 2015.

Dia memaparkan perkembangan penerbangan sipil Indonesia yang sudah maju pesat baik tingkat domestik maupun internasional.

Indroyono menambahkan Indonesia merupakan negara yang berpengaruh dalam kancah penerbangan sipil internasional.

"Dalam hal fakta kewilayahan udara, Indonesia sangat strategis dan berpengaruh. Ruang udara Indonesia membentang panjang di antara Australia dan Asia. Penerbangan dari Australia menuju Asia, yang paling singkat harus melewati Indonesia," katanya.

Begitu pula sebaliknya, lanjut dia, terutama dari negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei, harus melewati Indonesia agar penerbangan lebih efisien.

Tidak hanya itu, tiga dari delapan rute utama dunia juga melalui ruang udara dan akan dikontrol oleh navigasi penerbangan Indonesia, yaitu rute Asia-Australia-Afrika, rute Asia-Australia, dan rute Eropa-Asia-Australia via selatan Himalaya. Termasuk di antaranya rute dari Asia Tenggara, China, Korea dan Jepang untuk menuju Australia dan Selandia Baru.

"Ruang udara Indonesia saat ini dilayani oleh dua Flight Information Region (FIR) yaitu FIR Jakarta dan FIR Ujung Pandang/ Makassar dengan teknologi terkini, seperti misalnya FIR Ujung Pandang/ Makassar sudah menggunakan sistim Top Sky yang sangat modern," katanya.

Dari sisi kebandarudaraan, Indroyono menjelaskan bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia juga pernah mendapat penghargaan Aga Khan Award pada 1995 atas keindahan lanskap arsitekturnya.

Dia menjelaskan bandara terbesar di Indonesia ini pada tahun 2015 lalu juga dicatat Airport Council International (ACI) sebagai bandara tersibuk nomor 15 di dunia karena melayani pergerakan 57 juta penumpang di tahun itu. Pada bulan Agustus 2016 lalu, bandara ini juga sudah mengoperasikan Terminal 3 yang berkapasitas 25 juta pergerakan penumpang per tahun.

"Sehingga kenyamanan penumpang domestik dan internasional akan semakin meningkat," katanya.

Selain itu, Indonesia juga memiliki dan mengembangkan pabrik pembuatan pesawat bernama PT. Dirgantara Indonesia. PT. DI merupakan pabrik pesawat yang disegani di dunia dan menjadi satu-satunya di kawasan Asia Tenggara.

"PT. DI juga mensuplai beberapa bagian pesawat untuk pesawat produksi Airbus," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga meminta dukungan pada Para Perwakilan Negara Sahabat yang hadir agar mendukung Indonesia pada pemilihan Anggota Dewan ICAO Periode 2016-2019 khususnya untuk Kategori III.

Pemilihan Anggota Dewan ICAO Periode 2016-2019 akan berlangsung pada rangkaian Sidang Majelis Umum ICAO ke-39 tanggal 27 September s/d 7 Oktober 2016 di Montreal, Kanada.

Dewan ICAO Kategori III adalah representasi negara-negara berpengaruh dalam hal kewilayahan ruang udara.

Indonesia pernah mengemban amanat sebagai anggota Dewan ICAO Kategori III mulai tahun 1962 sampai tahun 2001. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: