Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta menaikkan target serapan beras petani dari semula 55.000 ton menjadi 62.500 ton hingga akhir 2016.
Kepala Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional DIY Miftahul Adha di Yogyakarta, Selasa, mengatakan penambahan target itu dilakukan karena serapan beras petani hingga November 2016 mencapai 57.200 ton melebihi target yang ditentukan.
"Serapan beras dari petani hingga sekarang sudah mencapai 103 persen sehingga kami perlu merefisi target 2016," kata dia.
Menurut dia, dari hasil pembelian beras petani itu, hingga saat ini 45.000 ton beras telah disalurkan dalam bentuk beras kepada keluarga prasejahtera. Sedangkan stok persediaan beras yang masih tersisa di gudang Bulog DIY hingga saat ini mencapai 30.000 ton. Stok beras itu diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat DIY hingga Mei 2017.
"Sampai tujuh bulan ke depan stok beras di DIY masih aman," kata dia.
Miftah mengatakan meski telah melampaui target, serapan beras petani akhir-akhir ini diakuinya mengalami penurunan volume. Dari sebelumnya mampu mencapai 500 ton per hari, saat ini serapan beras hanya berkisar 200 hingga 300 ton per hari. Penurunan volume serapan itu, menurut dia, bisa disebabkan banyak petani mulai memasuki musim tanam seiring dengan musim hujan, sehingga sulit ditemukan lahan panen.
Di sisi lain bisa, menurut dia, disebabkan harga beras di pasaran yang naik, sehingga petani enggan menjual berasnya ke Bulog yang hanya mampu membeli sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditentukan yakni Rp7.300 per kg.
"Kalau soal harga, ya yang mau menjual Rp7.300 per kg kami beli. Soal HPP tentu kami tidak bisa mengubah karena ada inpres-nya," kata dia.
Sementara itu, bagi masyarakat penerima beras miskin (raskin), Miftah juga mengingatkan, apabila menemukan beras yang diterima memiliki kondisi tidak layak konsumsi agar segera mengadukan ke Bulog untuk diganti.
"Kalau ada beras yang tidak layak seperti itu harap segera melaporkan ke kami, kami siap menarik dan mengganti. Sejak awal kami sudah selektif dalam menyerap beras petani," kata dia. (Ant).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah
Advertisement