Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR Sebut Aksi Bela Islam, Wajah Muslim Indonesia Sesungguhnya!

DPR Sebut Aksi Bela Islam, Wajah Muslim Indonesia Sesungguhnya! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -
Wakil Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar mengapresiasi aksi penyampaian pendapat yang dilakukan oleh umat islam pada hari Jumat (2/12) di Monumen Nasional yang berjalan tertib dan lancar. Dirinya berpendapat aksi 212 telah secara sempurna mengulangi kesuksesan aksi sebelumnya yang telah dilakukan pada tanggal 4 November 2016.?

"Aksi 212 secara nyata telah menarik perhatian dunia internasional, karena perlu diakui kegiatan tersebut berjalan kondusif dan relatif aman. Padahal aksi itu melibatkan lebih dari jutaan? orang. Dibanyak negara lain, aksi dengan masa sebesar itu dan tema yang sensitif terkait penistaan agama seringkali menimbulkan korban jiwa dan kekerasan yang luar biasa." ucap Rofi Munawar kepada media pada hari Minggu (4/12/2016) di Jakarta.?

Legislator asal Jawa Timur ini menjelaskan, aksi unjuk rasa bela islam memberikan alternatif dan terobosan demontrasi yang mengedepankan nilai-nilai subtansial dan prosedural, karena mengedepankan dialog dan pesan yang kuat sehingga tidak ada gesekan dan konflik dengan aparat.?

"Kerasnya tuntutan, ditempuh dengan jalan yang prosedural dan konstitusional. sangat layak dijadikan model demonstrasi yang sejuk dan atraktif" tegasnya.

Rofi juga mengapresiasi pihak aparat keamanan yang telah secara persuasif mengawal aksi 212 sesuai dengan aturan UU yang berlaku. Dari apa yang sudah dilakukan selama ini, aparat kemanan sangat adaptif dan kompromis. Sebuah sikap yang bijak dan? arif, ditengah psikologis massa yang gundah. Kita berharap tuntutan dari aksi yang superdamai ini mampu secara cermat ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum dengan tepat.?

"Kepada para peserta aksi, anda semua telah tunjukan kepada masyarakat internasional dan dunia islam pada khususnya bahwa kasus penistaan agama ini akan mendapatkan hasil yang adil tanpa harus melalui jalan kekerasan. Dengan tetap berkomitmen kepada nilai-nilai keyakinan yang kuat, namun tetap prosedural dan konstitusional menempuhnya," lugasnya.

Sebagaimana diketahui, kasus penistaan agama dibanyak negara telah banyak menimbulkan korban jiwa. Semisal pada 7 Januari 2015 setidaknya sepuluh orang tewas dalam dua hari protes kekerasan terhadap publikasi karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW yang disiarkan oleh majalah satir Prancis "Charlie Hebdo". Jauh sebelum itu ditahun 2012, meninggalnya Duta Besar Amerika Serikat di Libya, Christopher Stevens, dan tiga warga sipilnya dalam aksi protes warga setempat atas pemutaran film buatan Amerika Serikat yang menghina Islam, di Kantor Konsulat Amerika Serikat, di Benghazi, Libya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: