- Home
- /
- EkBis
- /
- Transportasi
Kenaikan Tarif Angkutan Udara Sumbang Inflasi Desember Sebesar 0,42 Persen
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan inflasi pada Desember 2016 sebesar 0,42 persen disumbangkan oleh kenaikan tarif angkutan udara. "Kalau dilihat secara umum, inflasi desember 2016 ini disebabkan oleh naiknya tarif angkutan udara karena hari libur, jelang Natal dan Tahun Baru," ujar Suharyanto saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (3/1/2017). Tarif angkutan udara memberikan andil terhadap inflasi Desember 2016 sebesar 0,11 persen. Tarif angkutan udara sendiri termasuk dalam Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan yang berkontribusi terhadap inflasi Desember 2016 mencapai 0,2 persen.
Sementara itu, kelompok bahan makanan menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen. Suharyanto menilai inflasi dari kelompok tersebut relatif terkendali. Komoditas-komoditas yang mengkhawatirkan akan menyumbang inflasi justru mengalami deflasi seperti cabe merah 0,09 persen, bawang merah 0,05 persen, dan tomat sayur 0,02 persen "Beras juga sangat stabil. Keberhasilan ini patut disyukuri dan patut diapresiasi kerja keras dari beberapa kementerian seperti Kementerian Pertanian yang mensuplai bahan makanan dan Kementerian Perdagangan dan seluruh pihak lainnya. Jadi bahan makanan sangat bagus sekali," ujar Suharyanto.
Kendati demikian, lanjutnya, Suharyanto juga memberikan catatan untuk ke depannya yaitu komoditas cabe rawit yang menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen. "Memang andilnya (cabe rawit) terhadap inflasi Desember 2016 relatif kecil 0,04 persen, tapi tidak ada salahnya kita beri perhatian di sana," katanya.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2016 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) masing-masing sebesar 3,02 persen. Komponen inti pada Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen, Sedangkan tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Desember) 2016 dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) masing-masing sebesar 3,07 persen.
Dari 82 kota, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen dan terendah terjadi di Padangsidimpuan dan Tembilahan masing-masing sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,52 persen dan terendah terjadi di Tegal sebesar 0,09 persen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement