Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turunnya Ekonomi Tiongkok, Berdampak pada Ekspor Jatim

Turunnya Ekonomi Tiongkok, Berdampak pada Ekspor Jatim Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Surabaya -

Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia (BI) wilayah Jatim, Taufik Saleh memprediksi ekspor wilayah setempat akan terimbas menurunnya perekonomian Tiongkok.

"Ekspor Jatim ke Tiongkok masih 'wait and see', sebab kondisi ekonomi Tiongkok melambat tahun 2016, dan ini dapat mengancam neraca perdagangan Jawa Timur pada tahun 2017," kata Taufik di Surabaya, Minggu (8/1/2017).

Ia mengatakan, Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua bagi Jatim setelah Amerika Serikat, dan pada 2016 pertumbuhan ekonomi Tiongkok melorot ke level 6 persen.

Padahal, kata Taufik, di 2015 pertumbuhan ekonomi di negeri Tirai bambu itu konsisten berada di angka 8 persen.

Ia mengatakan perlambatan ekonomi Tiongkok pada 2016 otomatis membuat pemerintah setempat menahan impor di tahun 2017, termasuk dari Jatim.

"Karena itu, potensi tergerusnya nilai ekspor ke Tiongkok masih sangat besar. Sebab, pemerintah Tiongkok jelas akan mengetatkan anggaran," katanya.

Bahkan, tambahnya, pemerintah Tiongkok bisa jadi akan menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan ekspor produk jadi secara besar-besaran.

"Indonesia jelas menjadi pasar yang paling besar bagi Tiongkok. Sebab, sudah ada aturan?free trade agreement. Apalagi masyarakat Indonesia terkenal sangat konsumtif, ini akan mengancam produk lokal di pasar domestik," ucapnya.

Taufik mengatakan, jika hal tersebut terjadi, maka produk domestik yang tergerus di pasaran otomatis bakal membuat pertumbuhan ekonomi nasional terhambat.

"Karena itu, produk kita harus bisa meningkatkan kualitas agar tak kalah dengan produk Tiongkok," ucapnya.

Meski demikian, Taufik yakin neraca perdagangan Jatim bakal surplus di tahun 2017, karena kondisi ekonomi global akan terus membaik, yang membuat belanja beberapa negara juga ikut naik.

"Dengan demikian, tahun 2017 neraca perdagangan Jatim berpotensi surplus lagi. Dengan beberapa komoditi lawas yang masih jadi andalan, seperti logam dan batu mulia, kayu, hingga permintaan migas yang tahun depan akan cenderung naik," ucapnya.

Sementara itu, Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), eskpor Jatim sepanjang Januari-November 2016 mencapai 17,4 miliar dolar Amerika, dan dari jumlah tersebut ekspor ke Tiongkok berkontribusi hingga 27 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: