Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Para pedagang di pasar tradisional Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan pembeli di pasar tersebut belakangan ini sangat sepi.
"Dalam beberapa bulan belakangan ini, kami para pedagang di Pasar Wangiwangi sangat kesulitan memperoleh mendapatan karena pembeli yang datang di pasar sangat sepi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," kata La Ruslan (47) salah seorang pedagang berbagai bahan makanan di Pasar Wangiwangi, Sabtu.
Menurut dia, sepinya pembeli di pasar tradisional tersebut telah menyebabkan para pedagang hanya bisa bertahan hidup.
Pendapatan pedagang pada bulan-bulan sebelumnya bisa mencapai Rp10 juta ke atas dalam sebulan, saat ini sudah beruntung bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp2,5 juta per bulan.
"Dengan pendapatan itu seperti itu, kami para pedagang saat ini hanya bertahan hidup," katanya.
Keterangan serupa juga disampaikan pedagang lainnya di pasar tradisional Wangiwangi tersebut, Amsar (37).
Menurut dia, sepinya pembeli yang berbelanja di pasar tradisional tersebut telah membuat para pedagang kehilangan pendapatan.
"Bayangkan, ubi parut untuk bahan membuat 'kasuami' (makanan khas Wakatobi) sekarang tidak laku, meski harganya kami turunkan dari Rp25.000 per porsi menjadi Rp10.000," katanya.
Baik Ruslan maupun Amsar mengaku para pedagang sudah menyampaikan masalah sepinya pembeli di pasar tradisional Wangiwangi tersebut melalui aksi unjuk rasa di gedung DPRD Wakatobi pekan lalu.
Namun, jawaban yang diberikan pihak DPRD bahwa sepinya pembeli di pasar tradisional tersebut karena kegiatan proyek-proyek pemerintah tahun ini belum dikerjakan.
"Kami tidak percaya itu. Sebab kejadian seperti ini, baru terjadi di masa pemerintahan bupati sekarang ini," kata Ruslan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement