Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah Miyono berharap pemerintah daerah setempat dapat mendorong sektor pertanian dan perikanan serta industri pengolahannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2017.
"Saya berharap, ke depan sektor pertanian dan perikanan dan industri olahannya dapat lebih baik. Dua sektor itu sudah masuk di dalamnya perkebunan, peternakan dan kehutanan," katanya di Palu, Selasa (24/1/2017), terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi Sulteng 2017.
Menurut Miyono, Sulteng merupakan daerah dengan basis ekonomi di dua sektor itu, di luar sektor pertambangan dan pengolahannya, walaupun untuk sektor pertnaian dan kelautan-perikanan ini belum memberikan hasil yang maksimal.
Tetapi bagi Miyono, sektor ini relatif tidak terpengaruh dengan kondisi ekonomi dunia. Bahan pangan merupakan konsumsi untuk penduduk Indonesia, khususnya Sulteng. Penduduk di Sulteng sebagian besar bergelut di sektor pertanian dan perikanan, serta mereka juga merupakan produsen sekaligus konsumen.
"Sektor ini penting untuk didorong karena pada akhirnya sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja," ujarnya.
Selain itu, sektor lanjutan yang penting untuk diperhatikan adalah industri pengolahan (agroindustri) dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Industri pengolahan yang dimaksud yakni industri dengan sumber bahan baku dasar hasil pertanian dan perikanan di Sulteng.
Miyono mencontohkan Sulteng sebagai penghasil padi dan kakao, kedepannya dapat menghasilkan produk tidak hanya beras dan biji kakao saja, tetapi sudah diolah dalam bentuk tepung beras atau pun bubuk kakao.
"Sehingga dengan adanya nilai tambah dari produk itu, dapat meningkatkan pendapatan maupun menyerap tenaga kerja," harap Miyono.
Dengan adanya peningkatan di sektor pertanian dan perikanan serta industri olahanya, secara otomatis pertumbuhan di sektor UMKM akan lebih baik. Sektor ini kata Miyono, mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi ketimpangan pendapatan antara penduduk kota dan pedesaan.
Kantor Perwakilan BI Sulteng memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sulteng pada 2017 berada pada angka 11,8 persen hingga 12,2 persen. Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2016 berkisar 11 persen hingga 11,4 persen dan lebih rendah dari tahun 2015 sebesar 15,56 persen.
Saat ini pertumbuhan ekonomi Sulteng masih didominasi subangan oleh sektor pertambangan dan penggalian. Kemudian disusul oleh industri pengolahan. Namun jika hanya mengandalkan itu, ada beberapa kelemahan yang menjadi perhatian pemerintah daerah.
"Memang sektor pertambangan sangat baik dari segi pertumbuhan ekonomi, tetapi dari segi pemerataan dan penyerapan tenaga kerja kurang baik. Sebab pertumbuhan di sektor ini 'trickle down effect' nya tidak massif," ujar Miyono.
Sektor pertambangan sangat dipengaruhi kondisi eksternal atau ekspor dunia. Jika harga baik, maka pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dan itu berlaku sebaliknya. Sehingga jika sektor ini dianggap tidak ada, maka pertumbuhan ekonomi Sulteng hanya berkisar 6 persen hingga 7 persen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement