Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi masalah kesenjangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pada rentang 2008-2012, rasio gini?Indonesia sempat dalam situasi stagnan pada angka 0,4. Namun, akhir-akhir ini menurun menjadi 0,394.
Salah satu penyebab masalah kesenjangan ini, menurutnya, adalah masalah kesempatan yang tidak imbang (unequal opportunity) yang menyebaban kemiskinan akan selalu diwariskan ke generasi berikutnya, jika tidak ditangani sejak dini.
"Karena orang miskin tidak bisa sekolah, bahkan dari bayi bahkan janin dia tidak mendapatkan gizi yang cukup sehingga walaupun dia mendapat sekolah gratis, dia tidak bisa berpartisispasi di sekolah karena brain-nya tidak di-develop semenjak dia ada di kandungan," kata dia saat menghadiri acara Peluncuran Laporan Ketimpangan: Menuju Indonesia yang Lebih Setara oleh Oxfam dan International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) di Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Oleh karena itu, kebijakan transfer daerah yang kini nilainya lebih tinggi dari belanja pemerintah pusat diharapkan dapat menjadi salah satu solusi. Hal ini menggambarkan peranan pemerintah daerah semakin penting, antara lain dengan membuat kebijakan yang berfokus mengatasi masalah unequal opportunity tersebut.
Sri Mulyani juga mengungkapkan kantong-kantong kemiskinan berpusat di daerah pedesaan di mana persentase terbesar terletak di luar Pulau Jawa, terutama Maluku dan Papua yang mencapai 21,9%.
Sementara itu, Direktur INFID Sugeng Bahagijo menambahkan bahwa dalam 20 tahun terakhir di Indonesia ketimpangan antara kelompok terkaya dan kelompok yang lain mengalami peningkatan yang jauh lebih cepat dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara.
"Indonesia berada pada peringkat keenam dalam kategori ketimpangan distribusi kekayaan terburuk di dunia. Pada tahun 2016 sebanyak 1% individu terkaya dari total penduduknya menguasai hampir 49% total kekayaan. Jumlah miliarder pun mengalami peningkatan dari hanya satu orang pada tahun 2002 menjadi 20 orang pada tahun 2016," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement