Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa pembangunan Bandar Udara Kulon Progo, Yogyakarta, sama sekali tidak akan menggunakan uang negara melalui APBN.
"Yang baik adalah pembangunan Bandara Kulon Progo ini tidak didanai APBN tapi oleh swasta," kata Budi di Yogyakarta, Jumat (25/8/2017).
Menurut Budi, pendanaan diserahkan sepenuhnya ke swasta bersama Angkasa Pura (AP) 1 , pembangunan bandara yang untuk sementara dinamai New Yogyakarta International Airport (NYIA) akan lebih maksimal sehingga diharapkan akan memunculkan dampak berganda yang akan menarik semakin banyak investor ke daerah setempat.
Untuk pembangunan infrastruktur yang lebih optimal, menurut dia, memang tidak bisa hanya mengandalkan APBN, apalagi masih banyak yang akan dibangun khususnya di kawasan-kawasan perbatasan seperti di Kalimantan dan Papua.
"Dana ini (APBN) harus kita 'eman-eman' (irit) karena masih banyak yang akan dibangun," kata dia.
Dengan keberadaan bandara yang ditargetkan beroperasi pada 2019 itu, menurut Budi, Yogyakarta akan menjadi destinasi wisata kedua Indonesia setelah Bali. Kunjungan wisata ke kota gudeg itu juga akan meningkat signifikan jika bandara baru tersebut nanti didukung dengan aksesibilitas yang memadai seperti jalan tol dan rel kereta api.
"Jika nanti jalan tol dari Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Purwokerto, menuju Yogyakarta dan Solo sudah terhubung, waktu berwisata wisatawan di Yogyakarta juga lebih panjang," kata dia.
Bandara internasional di Kulon Progo akan berdiri di atas tanah seluas 600 hektare. Bandara itu ditargetkan mampu menampung 14 juta penumpang per tahun, bahkan pada fase pembangunan kedua diproyeksikan menampung 21 juta penumpang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement