Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia menyelenggarakan acara Hari Penyatuan Jerman ke-27 di Grand Ballroom Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (3/10/2017). Acara tersebut dihadiri oleh beberapa elite politik dan budaya, baik dari Indonesia maupun Jerman.
Menteri Luar Negeri Jerman, Sigman Gabriel mengatakan bahwa hampir tiga dekade yang lalu Jerman merayakan hal tersebut. Selain itu, Jerman juga melakukan pembagian wilayah Eropa ke Timur dan Barat.
?Sampai hari ini, orang-orang di seluruh dunia tergerak saat mereka mengingat bagaimana pemisahan ini diatasi. Kami melihat ke belakang dengan rasa syukur pada kesempatan bersejarah ini,? kata Sigman.
Ia menambahkan bahwa setelah penyatuan kembali Jerman, tantangan global semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
?Konflik geopolitik, terorisme, migrasi dan arus pengungsi, kemiskinan, kelaparan, epidemi dan kemajuan perubahan iklim merupakan tugas besar bagi masyarakat di seluruh dunia,? tambahnya.
Sementara itu, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Michael Freiherr von Ungern-Sternberg mengatakan hubungan Indonesia dan Jerman telah lama terjalin dengan baik. Berbagai tantangan yang dihadapi Jerman pascapenyatuan antara Republik Demokrat Jerman Barat dengan Republik Federasi Jerman Timur, dijawab dengan bentuk kerja sama dengan negara lain, salah satunya Indonesia. Oleh karena itu, menurutnya, penting bagi Indonesia dan Jerman untuk terus meningkatkan kerjasama tersebut di masa mendatang.
Acara semakin meriah dengan kehadiran Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia Wiranto serta Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie. Pidato dari Dubes Jerman dan Menko Polhukam Wiranto ditutup dengan bersulang bersama dan diiringi dengan tepuk tangan hadirin.
Sekadar diketahui, 3 Oktober dikenal sebagai Hari Persatuan wilayah Jerman Barat dan Timur. Perdamaian terjalin setelah tahun Tembok Berlin dihancurkan sekira 1989.Tembok itu dibuat untuk memutus akses dari Jerman Timur ke Berlin Barat. Pemeriksaan dilakukan untuk setiap orang yang akan melintasi Tembok Berlin. Pengetatan ini membuat orang-orang Jerman Timur sulit untuk keluar dari wilayahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement