Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro, melakukan kunjungan kerja ke proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka. Kunjungan Bambang dan rombongan untuk melihat kesiapan bandara internasional tersebut, yang akan beroperasi pada pertengahan 2018 nanti.
Kehadiran Bambang ke BIJB disambut langsung Direktur PT BIJB Virda Dimas Ekaputra beserta jajaran direksi. Tampak hadir Staf Khusus Menteri PPN Eko Putro Adijayanto dan jajaran, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Barat beserta jajaran dan unsur Muspida dari Pemda Majalengka. Mantan Menteri Keuangan ini dan rombongan langsung mendengarkan pemaparan dari Virda tentang proyek bandara senilai Rp2,6 Triliun.
Bambang mengapresiasi langkah PT BIJB yang sudah melakukan perencanaan, pendanaan sampai pembangunan dimana saat ini sudah lebih dari 60 persen. Termasuk skema pembiayaan yang tidak bergantung pada pemerintah sepenuhnya lewat dukungan dengan skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).
"Kami dari Bappenas ingin lihat salah satu proyek yang bisa menjadi model pengembangan pembiayaan investasi non anggaran. Maka dari sini ada staf khusus menteri yang mengkoordinasikan investasi non anggaran," kata Bambang.
Bambang menyebutkan terpenting adalah mencoba membuat paradigma baru dalam membuat bandara karena? mayoritas bandara di kita adalah masih milik TNI AU dan fungsinya dikomersilkan.?
"Yang menglola kalau tidak BUMN, ya Kementerian Perhubungan. Itu pola bandara di Indonesia kebanyakan,"ujar Bambang
Pemprov Jabar yang menginsiasi membentuk BUMD Jabar lewat PT BIJB kata Bambang, ini tentu bisa menjadi model baru pengelolaan bandara yang tidak harus ketergantungan lewat pembiayaan uang negara.
"Kertajati kami terlibat juga, semoga bisa menjadi model pengelolaan dan pembangunan bandara yang alternatif di Indonesia. Jadi jangan enggak harus ikuti pola lama yang berhubungan dengan BUMN. Jadi kalau bicara pembiayaan dan pengelolaan kita akan bekerja sama dengan pihak swasta (operator) walaupun Angkasa Pura berminat," ungkap Bambang.
Adapun Direktur PT BIJB, Virda Dimas Ekaputra mengatakan, progres pengerjaan bandara yang memakan lahan 1.800 hektare. Hingga akhir Oktober 2017 sendiri sudah mencapai 66,5 persen. Bandara yang nantinya akan memiliki tiga runway tersebut dalam pengerjaan konstruksi tersebut dilakukan dalam tiga paket, yang dikerjakan tiga kontraktor untuk sisi daratnya.
Paket pertama meliputi pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya Tbk dengan capaian 97,74 persen. "Lingkup pekerjaan infrastruktur ini yakni, jalan, drainase, lansekap parkir dan ramp simpang susun," kata Virda seraya menyebut paket ini akan rampung pada akhir November 2017 ini.
Paket dua meliputi pembangunan gedung terminal penumpang yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Wika) dan PT Pembangunan Perumahan capaian pekerjaannya sudah mencapai 52,58 persen. "Ditahap dua ini lingkup yang dikerjakan pengembang yakni berupa interior, atap utama, eletrikal and plumbing, atap boarding lounge, bird eye view dan arsitektur kom ACP," ungkap Virda.?
Sementara untuk paket tiga meliputi pembangunan gedung operasional yang dikerjakan PT Waskita Karya sudah hampir mendekati sempurna dengan 90,33 persen. PT Waskita diberi tanggung jawab untuk mengerjakan sarana penunjang operasional bandara berupa incenerator, meteorologi, ground water tank, jalan kawasan, sub station dan perangkat keamanan kebakaran bandara.
"Sedangkan kesiapan runway sepanjang 2.500 meter yang nantinya akan dipush sampai 3.500 meter yang dilakukan dari Kementrian Perhubungan sudah mencapai 90 persen," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement