Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Generasi Muda di Korea Selatan 'Kecanduan' Bitcoin?

Generasi Muda di Korea Selatan 'Kecanduan' Bitcoin? Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon/File Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Walaupun Hacker telah mencuri jutaan uang, pembuat undang-undang mendorong pajak dan sebuah peraturan baru, dan seorang pejabat keuangan terkemuka telah menyebut hal tersebut sebagai "Skema Ponzi".

Namun, hal tersebut belum mendinginkan kegilaan bitcoin dan mata uang virtual lainnya yang mencengkeram minat para investor muda di Korea Selatan.

Pada hari kerja baru-baru ini di Sungkyunkwan University di Seoul, lebih dari selusin siswa berdesakan dalam kelas untuk berbagi tip tentang investasi dalam apa yang disebut cryptocurrencies, yang telah mendorong kisah-kisah pengembalian fantastis bagi investor yang cerdas.

Kelompok tersebut duduk dalam sebuah keheningan yang dipecahkan dengan sebuah teriakan "hanya ada lompatan besar!" Dari seseorang yang memonitor mata uang virtualnya, saat seorang siswa memberikan presentasi tentang bagaimana membaca data keuangan dan memprediksi tren masa depan.

"Saya tidak lagi ingin menjadi guru matematika," ungkap Eoh Kyong-hoon, 23 tahun, yang mendirikan klub tersebut, Cryptofactor, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (29/12/2017).

"Saya telah mempelajari industri ini selama lebih dari 10 jam sehari selama berbulan-bulan, dan saya menjadi yakin bahwa ini adalah masa depan saya," tuturnya.

?Didorong oleh prospek ekonomi yang suram, termasuk tingkat pengangguran yang hampir tiga kali lipat dari rata-rata nasional, pemuda Korea Selatan berbondong-bondong ke mata uang virtual terlepas dari risiko dan peringatan dari pejabat,? ungkap analis.

Ini adalah tren yang telah menarik perhatian para pemimpin dan regulator Korea Selatan, yang mengumumkan langkah-langkah baru minggu ini untuk mengatur spekulasi dalam perdagangan cryptocurrency di negara ini.

Kekhawatiran tentang keamanan dan pencurian kripto dari hacker juga telah meningkat. Sebuah pertukaran kripto Korea Selatan baru-baru ini terpaksa ditutup dan mengalami kebangkrutan setelah diretas untuk kedua kalinya tahun ini.

"Orang-orang muda dan mahasiswa bergegas memasuki perdagangan mata uang virtual untuk mendapatkan keuntungan besar hanya dalam waktu singkat," Perdana Menteri Lee Nak-yeon mengatakan pada bulan November.

"Sudah saatnya pemerintah mengambil tindakan karena bisa menimbulkan sebuah fenomena patologis yang serius jika dibiarkan begitu saja," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: