Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berdayakan Petani Kopi, Starbucks Berinovasi Lewat 'Art in A Cup'

Berdayakan Petani Kopi, Starbucks Berinovasi Lewat 'Art in A Cup' Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Starbucks Indonesia menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan petani kopi dengan terus berinovasi melalui produk minuman baru berbasis espresso. Di bulan Maret ini, melalui kampanye "Art in A Cup", Starbucks mengajak penikmat kopi Indonesia untuk menikmati citarasa dan keindahan estetika minuman espresso. Keempat minuman spesial yang ditawarkan adalah Caramel Cream Frappuccino Affogato Style, Caramel Macchiato, Vanilla Sweet Cream Cold Brew, dan Iced Matcha & Espresso Fusion. Mereka bervariasi dalam rasa dan tekstur, tetapi espresso tetap menjadi dasar utama. 

Melalui kampanye ini, Starbucks berkomitmen untuk mendukung perkebunan kopi di Sumatera dengan menyumbangkan sebagian hasil penjualannya, yaitu menanam 1 pohon kopi dari setiap 10 gelas yang terjual dari minuman spesial tersebut. Selain itu, 10% penjualan dari kemasan biji kopi Sumatera juga akan disumbangkan untuk kesejahteraan warga di lingkungan perkebunan kopi di Sumatera, mulai dari perbaikan fasilitas sekolah sampai dengan tempat tinggal. 

"Komitmen Starbucks membantu petani kopi di negara penghasil kopi senantiasa menciptakan hubungan yang baik antara karyawan dan petani kopi. Sumatera telah menjadi sumber biji kopi bagi Starbucks selama lebih dari empat dekade dan sejak awal memahami bahwa hubungan kami merupakan investasi jangka panjang dalam dunia kopi. Akan tetapi, hal ini hanyalah permulaan," papar Anthony Cottan, Direktur Starbucks Indonesia, Selasa (6/3/2018) di Jakarta. 

Menurutnya, para petani adalah awal dari komitmen kami di Sumatera, selanjutnya kami sadar akan peran serta masyarakat dan petani kopi yang memungkinkan keberhasilan tumbuhnya kopi tersebut. Kami mengapresiasi mereka yang terlibat dalam perjalanan ini dan kami sadar pencapaian ini berkat kerja sama dan komitmen dengan segala pihak.

"Pada tahun 2004 lalu, saya mendapatkan suatu kehormatan untuk mengunjungi perkebunan kopi pertama kalinya di Lintang, Sumatera Utara dan menyaksikan perjalanan kopi dari hilir ke mudik serta mengenal petani kopi dan warga yang tidak kalah pentingnya terlibat dalam perjalanan menghasilkan kopi yang berkualitas. Sejak saat itu, pandangan saya berubah dan begitu menghargai secangkir kopi yang disajikan dan saya nikmati setiap hari," Anthony menambahkan. 

Untuk memperluas jangkauan dan bantuan kepada petani kopi, Starbucks Green Coffee Department telah mendirikan Farmer Support Centre (FSC) di sembilan daerah penghasil kopi utama, dimana salah satunya berada di Sumatera yang didirikan pada 2015.

"FSC menyediakan pengetahuan dan pelatihan bagi petani lokal yang bertujuan untuk membekali mereka dengan membantu menurunkan biaya produksi, pencegahan hama dan penyakit, meningkatkan kualitas kopi sesuai dengan standar Coffee and Farming Equity (C.A.F.E.) Practices dan meningkatkan hasil kopi yang premium," kata Surip Mawardi, kepala ahli agronomi Starbucks Farmer Support Center. 

Sementara Wakil Sembiring, Kepala Desa Suka Mbanyak juga menambahkan bahwa tahun lalu, Starbucks membantu memperbaiki fasilitas sekolah di desanya. "Masyarakat di desa kami, selalu antusias dan senang menyambut kehadiran teman-teman dari Starbucks, dan perbaikan sekolah tersebut telah membuat kondisi belajar yang kondusif dan baik bagi para murid. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang berkelanjutan membantu lingkungan dan masyarakat di sini hingga berdampak meningkatkan standar kehidupan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: