Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Kenalkan Program Ultra Mikro di Sukoharjo

Sri Mulyani Kenalkan Program Ultra Mikro di Sukoharjo Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers kinerja APBN 2018 di kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (17/5). Menkeu menyatakan kinerja APBN hingga April 2018 mengalami perbaikan ke arah positif yang dilihat dari pertumbuhan pendapatan, hingga belanja negara yang mencapai Rp582,9 triliun atau 26,3 persen dari total belanja negara APBN 2018 sebesar Rp2.220,7 triliun. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Sukoharjo -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenalkan program Ultra Mikro (UMI) kepada pedagang di Pasar Telukan, Kabupaten Sukoharjo.

"Program UMI ditujukan bagi pedagang atau pengusaha yang tidak terjangkau kredit usaha rakyat (KUR)," katanya di sela kunjungan ke pasar tersebut di Sukoharjo, Sabtu (26/5/2018).

Kredit UMI disalurkan melalui beberapa lembaga keuangan, di antaranya Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Bahana Artha Ventura.

Menurut dia, mengingat plafonnya yang cukup rendah, syarat pengajuan pinjamannya tidak serumit syarat pengajuan KUR.

"Kalau KUR 'kan pinjamannya di atas Rp50 juta, sedangkan ini (UMI-red) untuk pedagang yang hanya pinjam Rp1 juta, Rp2 juta, hingga Rp5 juta. Dengan adanya program ini, diharapkan kegiatan ekonomi masyarakat dapat terus bergulir," katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang bertindak sebagai pengelola kredit UMI, Djoko Hendrato, mengatakan, program yang dimulai sejak Agustus 2017 hanya melayani pinjaman maksimal Rp10 juta.

Ia mengatakan bahwa peluncuran produk UMI untuk memfasilitasi pelaku usaha kecil yang tidak terjangkau oleh program KUR.

"Saya berharap tadinya semua (pelaku usaha UMKM-red) bisa dijangkau KUR, tetapi ternyata tidak. Ada 44juta orang yang tidak dijangkau KUR. Itu target yang bisa dijangkau UMI," katanya.

Menurut dia, selama masa uji coba sejak pertengahan tahun lalu tersebut, Pemerintah menyediakan dana sebesar Rp1,5 miliar dengan target jangkauan 300 ribu nasabah.

"PIP menghabiskan dana Rp800 miliar dengan jangkauan 305 ribu nasabah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke," katanya.

Pada tahun ini, katanya lagi, Pemerintah menyiapkan Rp2,5 miliar dengan target jangkauan 800 ribu nasabah.

Ia berharap target tersebut dapat terpenuhi mengingat saat ini nilai serapan sudah mencapai Rp1,2 miliar dengan 400 ribu nasabah. (FNH/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: