Industri plastik pengemasan dan digital printing memiliki masa depan cerah di Indonesia. Pertumbuhan industri tersebut dipicu oleh pertumbuhan industri lain seperti elektronik, makanan dan minuman, tekstil, bahan kimia, otomotif yang dituntut untuk lebih menarik dan berkualitas.
Menurut Gernot Ringling, Managing Director, Messe Düsseldorf Asia, sektor plastik, saat ini Indonesia impor lebih dari 40% plastik, dan industri plastik diperkirakan tumbuh 11% hingga tahun 2011. Demikian juga industri pengemasan, memiliki nilai pasar hingga US$6,2 miliar dan diperkirakan tumbuh 10% hingga tahun 2020. Sementara industri percetakan saat ini memiliki nilai pasar US$427,5 miliar hingga dengan perkiraan pertumbuhan 6% hingga tahun 2021.
“Industri printing di sini bukan untuk idustri surat kabar dan media cetak lainnya, melainkan digital printing untuk kemasan,” ujar Gernot.
Edi Rivai, Chairman Olefin Industry menambahkan, material plastik semakin akrab dengan masyarakat karena semakin banyak digunakan dalam kebutuhan apapun, mulai dari kebutuhan kamar mandi, kemasan makanan dan apapun banyak menggunakan plastik. Di negara-negara maju, konsumsi atau plastik mencapai 100 Kg per kapita, sementara Indonesia hanya 17 Kg per kapita.
“Padahal menggunakan plastik itu sangat banyak keuntungannya salah satunya murah. Kalau soal dampak lingkungan itu kembali ke masyarakatnya,” ujar Edi.
Henky Wibawa, Executive Director Indonesia Packaging Federation juga menambahkan, salah satu penggunaan plastik dalam industri adalah untuk memberikan nilai tambah dari sebuah produk. Seperti minuman dalam kemasan, saat ini banyak menggunakan plastik karena mudah dibawa. Untuk memberikan nilai tambah pada produk, pengemasan juga bisa dibuat dengan kreatif.
“Karena itu penggunaan teknologi terbaru sangat dibutuhkan dalam industri ini,” ujar Henky.
Untuk mendukung tiga industri tersebut, Messe Düsseldorf Asia kembali menggelar pameran berskala Internasional INDOPLAS, INDOPACK, INDOPRINT, yang bakal di gelar 19-22 September 2018, di Jakarta International Expo Kemayoran. Selain pameran, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah bagi lima paviliun nasional dan grup negara yang menampilkan Austria, China, Jerman, Singapura, dan Taiwan.
Pameran ini ditargetkan akan menarik lebih dari 22.000 pengunjung perdagangan dari beragam industri seperti otomotif dan transportasi, bangunan dan konstruksi, kimia, makanan dan minuman, seni grafis dan percetakan, ritel, farmasi dan banyak lagi. Akan hadir dalam pameran tersebut, para pemain industri dengan brand internasional seperti Epson, Heidelberg, HP, Koenig & Bauer AG, Lohia Corp Limited, Mimaki, Newlong Singapore, Persia Gulf Polymer Co, Shanghai Onlytec Industry, Starlinger & Co dan banyak lagi.
Rini Sumardi, Direktur dari Wahana Kemalaniaga Makmur, PT (WAKENI) selaku penyelenggara pameran juga mengatakan, pameran tersebut juga disebut-sebut sebagai persiapan untuk menuju Industry 4.0. Pameran bertujuan untuk membangun ekonomi digital dan berfokus pada lima sektor utama makanan dan minuman, otomotif, tekstil, elektronik dan bahan kimia. Saat ini, lima sektor ini berkontribusi 17,8 persen terhadap GDP nasional Indonesia.
“Dengan diperkenalkannya roadmap baru, Indonesia berencana untuk memberdayakan UKM melalui teknologi digital, meningkatkan infrastruktur digital dan menarik investor asing,” jelas Rini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: