Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Bangun Infrastruktur, Jawaban Prabowo Bikin Naik 'Tensi Darah'

Jokowi Bangun Infrastruktur, Jawaban Prabowo Bikin Naik 'Tensi Darah' Prabowo Subianto | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama empat tahun pemeritahan Joko Widodo yang kerap melakukan pembangunan infrastruktur untuk menekan ketimpangan antar wilayah di Indonesia, ternyata mendapat perhatian serius bagi Prabowo Subianto yang merupakan rivalnya pada Pemilu 2019 mendatang.

Prabowo mengatakan, infrastruktur memang sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Terutama ketika produksi dalam negeri sudah kuat, sehingga membutuhkan infrastruktur untuk menyalurkan produksi tersebut ke pasar dalam negeri dan pasar asing. Namun jika pada akhirnya infrastruktur tersebut membuat pasar dalam negeri dibanjiri produk asing, maka sama saja membuat daya saing Indonesia melemah.

"Jadi pemerintah yang berpihak kepada bangsa sendiri tidak hanya memikirkan infrastukur, tapi produksi dalam negeri harus dipikirkan. Untuk apa kereta api bagus, jalan tol bagus, kalau mobil dan truk di jalan tol semua produk asing," terangnya di Jakarta, Sabtu (22/9/2018).

Ia pun meminta masyarakat agar tidak terkesima dengan maraknya pembangunan infrastruktur, apabila tidak diimbangi dengan produksi dalam negeri. Terlebih, bahan-bahan yang digunakan untuk membangun infrastruktur tersebut kebanyakan berasal dari impor. 

"Jadi yang digembar-gemborkan infrastrukur fisik. Bagaimana produksinya (dalam negeri)? Jangan terkesima pembangunan fisik, tapi semennya dari mana, bajanya dari mana? Pabrik semen lemah, dan baja kita lemah," ujarnya.

Selain itu dalam pembangunan infrastruktur, lanjut Prabowo, juga rentan terhadap kecurangan, kongkalikong, hingga nepotisme. Karena itu yang  terpenting saat ini adalah perbaikan pengelolaan ekonomi dalam negeri. Sebab , sistem ekonomi kini tidak dibangun atas dasar filosofi Pasal 33 UUD 1945 .

"Kalau ekonomi kita lemah, maka mata uang kita lemah, karena produksinya enggak ada, kuncinya itu," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: