"Pak, mau pesan apa buat makan malam nanti? Di rumah tidak ada apa-apa, enggak masak," tanya anakku. Kulihat jam masih menunjukkan pukul enam sore atau setengah jam lagi baru pulang.
"Terserah adik saja mau pesan apa, Go-Food kan? Bapak sih ikut saja." Itulah percakapan antara aku dan anakku melalui aplikasi perpesanan WhatsApp menjelang pulang kantor. Maklum, anakku ingin konfirmasi apakah bapaknya mau makan di luar atau di rumah. Jika makan di rumah maka tidak perlu repot-repot, tinggal membuka Go-Food dan memilih menu makanan saja.
Inilah berkah teknologi digital. Mau makan apa tinggal browsing. Mau cari jenis makanan apa tinggal telepon dan semuanya langsung tersedia. Tak perlu capek antre dan melawan kemacetan. Inilah abad digital. Zaman teknologi informasi yang sangat membantu, serba memudahkan, dan sangat memanjakan user-nya untuk mencari informasi apapun, di manapun, dan kapanpun.
Sesampai di rumah, bungkusan pesanan Go-Food ternyata sudah sampai, dan sudah digelar di meja makan. Karena lapar tak tertahan, tanpa pikir panjang, saya langsung menuju meja makan dan mencicipi makanan yang dipesan.
"Dik, ini beli di mana? Ini kayak tahu campur di Restoran Tesate, ya?" Anakku menggeleng: itu tahu campur beli di rumah makan Sate Khas Senayan," jelasnya. Setelah mencoba sedikit kuah, saya sempat berkomentar: makan tahu campur ini rasanya mengingatkan pada masakan Tahu Gimbal di Semarang zaman masa kecil bapak.
"Sudah lama enggak makan Tahu Gimbal ya, mas?" istriku menimpali. Saya mengangguk dan tiba-tiba ingatanku melesat dan melayang membayangkan kuliner khas Semarang, yaitu Tahu Gimbal yang dulu masih dijajakan dengan memakai dorongan dan berkeliling setiap malam dari gang ke gang.
Apa itu Tahu Gimbal? Tahu Gimbal merupakan makanan khas Kota Semarang, terdiri dari tahu goreng, rajangan kol mentah, lontong, taoge, telur, dan gimbal (udang yang digoreng dengan tepung) serta dicampur dengan bumbu kacang yang khas (karena menggunakan petis udang). Kuliner tradisional ini sudah terkenal di Indonesia, khususnya di Semarang, Jawa Tengah.
Sekilas, Tahu Gimbal hampir mirip dengan pecel, namun yang membedakannya adalah bahan yang digunakan. Masakan Tahu Gimbal tidak menggunakan sayuran lengkap seperti pecel, namun hanya menggunakan taoge dan irisan kubis. Kemudian yang menjadi ciri khas Tahu Gimbal yakni gimbalnya (bakwan udang). Untuk bumbunya, walaupun sama-sama menggunakan bumbu kacang, namun bumbu kacang pada Tahu Gimbal lebih encer.
Tahu Gimbal sangat mudah ditemukan di Semarang. Jika sedang berkunjung ke Semarang dan ingin menikmati kuliner ini, kita bisa mencari di daerah Taman Semarang/Taman KB, tidak jauh dari Simpang Lima. Selain itu, Tahu Gimbal dapat ditemukan di sepanjang Jalan Pahlawan dan depan Masjid Baiturrahman, Semarang.
Soal asal mulanya, sampai saat ini belum ada yang tahu pasti tentang sejarah Tahu Gimbal. Yang diketahui cuma Tahu Gimbal masih satu keluarga dengan pecel, gado-gado, ketoprak jakarta, atau tahu campur. Ia masuk dalam keluarga makanan bersambal kacang. Saking kesohornya kuliner Tahu Gimbal, ada pepatah yang mengatakan tak lengkap berkunjung ke Semarang jika tidak mencicipi makanan ini. Dari beberapa penjual, yang cukup tersohor di Kota Semarang yakni Tahu Gimbal Pak Edy.
Tahu Gimbal Pak Edy memiliki cabang banyak. Bagi yang tidak memungkinkan datang langsung ke warung makan, cukup menggunakan aplikasi ojek online untuk memesan kuliner tersebut. Biasanya, lapak Tahu Gimbal ramai pengunjung pada malam minggu, meskipun ada belasan penjual yang mangkal di seputaran taman yang dihiasi oleh patung seorang ibu yang menggandeng dua anak. Mereka sudah menjajakan Tahu Gimbal di sini sejak puluhan tahun silam. Uniknya, antara penjual yang satu dan lainnya tak berjarak. Apakah tak takut bersaing?
Mereka punya strategi berdagang sendiri. Bila satu gerai ramai pembeli, bisa menyambangi gerai di sampingnya atau gerai lainnya di seputar Taman KB. Selain itu, harga jual mereka buat seragam dan setiap penjual Tahu Gimbal punya ciri khas masing-masing. Biasanya yang membedakan adalah bumbu yang dipakai untuk gimbalnya dan juga kuahnya. Yang jelas, mereka selalu mengatur strategi dengan menyediakan berbagai varian menu. Di lapak Tahu Gimbal, bisa memesan bakso sebagai menu pilihan di lapak lainnya. Inilah simbiosis yang sempurna. Seakan menjadi pelengkap.
Belajar dari Tahu Gimbal Pak Edy, sebenarnya banyak sekali jalan menuju kesuksesan. Jangan takut menganggur karena banyak kegiatan usaha yang butuh kreativitas dan inovasi. Kita bisa mengembangkan usaha yang telah ada, entah itu produk atau kuliner. Khusus bidang kuliner, jenis kuliner yang mau kita mulai sebagai usaha sangat banyak dan beragam. Entah itu kuliner nusantara atau kuliner khas daerah tertentu saja. Semuanya terpulang pada kemauan dan kemampuan diri kita masing-masing yang menjalankan usaha.
Selanjutnya, apakah akan kita mulai dalam skala kecil-kecilan, atau ingin bermitra bisnis, atau ingin waralaba? Pilihan alternatif ini sangat terkait dengan berapa dana yang akan dibutuhkan sebagai modal awal. Yang terpenting harus berani melangkah dan membuat cikal-bakal usaha. Jangan takut salah. Jadikan kesalahan sebagai guru terbaik. Bila kita belajar dari kesalahan, artinya jalan kesuksesan kian dekat.
Lantas, apa sih yang dimaksud dengan usaha? Usaha adalah suatu bentuk kegiatan yang dapat menghasilkan uang dan dapat meningkatkan taraf hidup seseorang untuk menjadi lebih baik. Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang dalam memulai atau menjalani kegiatan usaha seperti sistem ritel atau membuat sendiri produk yang akan dijual. Kegiatan usaha dengan cara membuat sendiri makanan yang akan dijual akan lebih banyak kelebihannya dibandingkan sistem atau cara kegiatan usaha ritel.
Selain makanan yang dijual lebih menarik minat, cara ini lebih mudah dalam memproyeksikan atau menargetkan laba dengan membuka usaha yang akan dijual atau dipasarkan ke konsumen. Jika memilih usaha Tahu Gimbal misalnya, atau kuliner khas daerah, peluang usaha sudah di depan mata, dan tidak ada salahnya kalau kita memulai sekarang. Mungkin langkah inilah yang melatarbelakangi berdirinya sebuah tempat makan berbasis one stop for Tahu Gimbal.
Selanjutnya, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar sukses menjalani kegiatan usahanya. Pertama, ia harus berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenal produk baru, menentukan cara produksi baru, memasarkan serta mengatur modal operasional untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
Kedua, harus siap menjadi seorang manajer risiko (risk manager) dalam mengoptimakan segala sumber daya yang ada baik material, intelektual, waktu, dan kemampuan kreativitas untuk menghasilkan suatu produk atau usaha yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
Zaman dahulu orang membeli makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah (bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah). Dua hal inilah yang menjadi prioritas utama dalam membeli makanan. Mereka tidak begitu memikirkan kandungan gizi dan nutrisi yang terkandung di dalam makanan yang mereka beli. Akan tetapi, akhir-akhir ini kecenderungan masyarakat membeli makanan adalah memperhatikan rasa, gizi yang terkandung dalam makanan tersebut, baru memikirkan harga.
Bukan hanya Tahu Gimbal yang memikat selera pengunjung. Dari segi gizi juga memenuhi kebutuhan gizi manusia. Dari segi harga, harga Tahu Gimbal mudah dijangkau semua kalangan masyarakat.
Beberapa hal yang perlu disimak dalam setiap usaha kuliner, yakni
- Keunggulan produk, berupa cara pembuatannya yang lebih sederhana, harga tidak terlalu mahal, dan ada bumbu rahasia yang menjadi kunci kelezatan kuliner;
- Proses produksi dan layanan, yaitu tempat, alat, dan bahan-bahan yang digunakan, higienis baik, dan layanan prima (sikap yang sopan dan ramah, pelayanan yang cepat dan baik);
- Menjaga cita rasa makanan, yaitu rasa yang khas dan harga yang terjangkau diharapkan memuaskan konsumen, serta memberikan kepuasan bagi pihak konsumen. Ingat pepatah pelanggan yang paling tidak puas adalah sumber belajar terbesar kita. Biarkan pelanggan yang tidak puas mengajari kita di mana letak kesalahan dalam layanan;
- Aktif hadir dalam workshop yang aplikatif tentang kewirausahaan untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Hasilnya harus dapat memberikan pencerahan bagaimana cara dan strategi mengembangkan usahan menjadi menjadi banyak, dari go national menjadi go international, dan berkembang lebih luas ke berbagai daerah;
- Seorang pebisnis adalah seseorang yang memiliki visi untuk sesuatu dan keinginan untuk menciptakannya. Jagalah agar visi selalu bersih setiap saat. Visinya termasuk melakukan diversifikasi usaha. Misalnya, menyajikan varian kuliner dalam satu tempat yang bertujuan memberikan peluang bagi pelanggan untuk memilih kuliner yang disukai. Kalau perlu disajikan kuliner nusantara karena dalam satu keluarga misalnya, mungkin memiliki selera yang berbeda satu sama lain. Jadi menyediakan kuliner palugada (apa-apa yang diperlukan, pasti ada) menjadi alternatif menarik;
- Dalam bisnis tidak ada yang berhasil ketika mengerjakan seorang diri. Mereka yang mencoba sendiri akan kalah oleh tim hebat setiap saat. Maka, bangun tim hebat untuk meningkatkan kesuksesan. Bagi yang bermodal terbatas, pola kemitraan bisnis adalah pilihan yang tepat. Calon pebisnis tidak memulai bisnis dari nol sehingga terhindar dari kebangkrutan. Agar bisnis mitra sukses maka mitra harus tetap menjalankan SOP (standard operation procedure) yang telah ditetapkan dengan komitmen tinggi.
Simpulan
1. Belajar dari kesuksesan Tahu Gimbal, seperti kata pepatah kita tidak pernah tahu hasil usaha kecuali jika benar-benar melakukan. Penyesalan terbesar itu bukan kegagalan, tapi karena tidak pernah berusaha mencoba;
2. Untuk anak-anak muda yang ingin berbisnis, Presiden Jokowi pernah menyarankan mulailah kalau ingin berusaha cepat, tetapkan ide, tetapkan jenis usaha yang ingin dikerjakan, dan tentukan tujuan mau ke mana bisnisnya;
3. Jika mau sukses, ikuti perjalanan berharga dalam menjalankan usaha, yaitu memiliki visi, fokus pada tujuan, jangan menunda, lakukan pekerjaan sesuai hati nurani, berani mengambil risiko, percaya pada diri sendiri, merencanakan bisnis dengan baik, belajar dari kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain, membangun tim hebat, memberikan pelayanan prima pada pelanggan, mengelola keuangan perusahaan secara bijak. Kemudian yang penting adalah tiga prinsip utama untuk memulai usaha, yaitu mulai dari diri sendiri, mulai dari yang bisa, dan mulai dari saat ini. Tidak ada keberhasilan singkat, dan setiap orang pernah menjadi pemula.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: