Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KEIN Pantau Pembangunan Infrastruktur Papua

KEIN Pantau Pembangunan Infrastruktur Papua Kredit Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pokja Pembiayaan, Infrastruktur dan Pembiayaan KEIN Pada 28 Oktober, 2018 selama satu minggu melakukan kunjungan kerja ke Papua untuk melihat progres pembangunan infrastruktur. Kunjungan kerja dipimpin oleh Sony Harsono sebagai Ketua Pokja.

Kunjungan pertama ke pos Lintas Batas Negara dengan Papua Nugini di Skouw untuk melihat bagaimana pengelolaan wilayah perbatasan RI dan Papua Nugini. Sejak diresmikan dengan fasilifas gedung baru pada 2017, lalu lintas kunjungan warga antar 2 negara meningkat dengan cepat .

Sony menuturkan bahwa peningakatan aktifitas ekonomi warga terlihat dari adanya kenaikan yang melonjak kunjungan warga Papua Nugini untuk berbelanja barang kebutuhan pokok, Elektronik dll di pasar Skouw.

Frans Imbiri petugas di pos lintas batas Skouw, menuturkan bahwa pasar dibuka 2 kali dalam seminggu. Transaksi dagang terus meningkat hingga pada akhir 2017 sudah mencapai total Rp50 miliar.

"Problem yang terjadi adalah kesulitan konversi mata uang PNG yaitu Kina ke mata uang hard currency lainnya. Kedepan perlu kerjasama antar otoritas keuangan di antara ke 2 negara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Daya tarik SKOUW bukan saja memikat penduduk Papua Nugini, namun juga sudah merambah sampai warga Pasifik Selatan lainnya sepertti Vanuatu dan Fiji," tuturnya.

Tim Pokja KEIN juga melakukan FGD dengan stakeholders lokal yang terdiri atas unsur akademisi yg diwakili oleh Universitas Cenderawasih, Bank Indonesia, Kodam Cendrawasih dan Dinas Litbang propinsi Papua. FGD membahas progress kemajuan pembangunan infrastruktur dan dampak ekonomi sosial-nya bagi masyarakat Papua dan sekitarnya.

Menurut Joko Supratikno Kepala Perwakilan BI Papua , percepatan pembangunan infrastruktur punya pengaruh penting terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi, terutama untuk sektor non komoditi tambang.

"Hal ini karena konektivitas yg makin baik dengan adanya perbaikan akses transportasi yg memudahkan transaksi komoditas pertania, bahan bakar dan material untuk pembangunan. Hal ini juga penting dalam rangka meningkatkan kontribusi PDRB Papua dari sektor non Tambang, yang saat ini jumlahnya masih tertinggal dari dominasi sektor tambang," kata dia.

Sementara itu, Julius Ary Mollet, akademisi dari Uncen menyatakan pentingnya sisi penanganan sosial diluar pembangunan infrastruktur yang sedang dilaksanakan.

"Masyarakat Papua terutama yang tinggal di wilayah pedalaman perlu mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup dan akhirnya mampu hidup kompetitif dengan warga pendatang lainnya. Kualitas pendidikan dan kesehatan bisa ditingkatkan salah satunya dengan efektivitas penyaluran dana otsus, disamping APBD kabupaten/kota yang telah dialokasikan," jelas Julius.

Tim Pokja KEIN juga melakukan kunjungan untuk melihat kemajuan pembangunan jembatan Holtekamp yang menghubungkan wilayah Jayapura ke perbatasan Skouw . Jembatan ini nantinya akan menghemat waktu hampir 1 jam antar ke 2 wilayah tersebut sehingga traffic di wilayah tersebut diperkirakan akan meningkat pesat. Hal ini diperkirakan akan memicu aktivitas perekonomian, serta menciptakan kegiatan2 ekonomi baru.

"Hal yang patut dibanggakan adalah pembangunan jembatan ini sepenuhnya dikerjakan oleh anak bangsa, mulai dari perencanaan gambar, fabrikasi, sampai dengan tahap konstruksi. Panjang total jembatan, termasuk pemyambung darat mencapai hampir 2 km dimana bentang jembatan utama mencapai hampir 400 m. Fabrikasi dikerjakan oleh BUMN PT PAL dan Boma Bisma Indra , sementra konstruksi dikerjakan oleh konsorsium PTPP-HK- Nindya Karya. Total investasi pembangunan diperkirakan mencapai Rp1,8 triliun," kata Toto Pranoto, anggota Pokja yang mengikuti kunjungan ini.

Wilayah lain yang dikunjungi adalah pembangunan jalan Trans Papua di Wamena. Total trans Papua mencapai hampir 3259 km, dimana sub jalan Jayapura-Wamena mencapai 585 km.

"Kami sudah menyaksikan jalan beraspal sudah mencapai 345 km. Ruas jalan yang sedang dikerjakan saat ini adalah trase Wamena-Nduga . Pihak Bina Marga sedang konsentrasi mengebut pembangunan ruas jalan tersebut sampai dengan setahun kedepan," lanjut Sony Harsono

Diakui pihak BI Papua, pembangunan jalan trans Papua ini meningkatkan aktivitas perekonomian warga. Hal ini terutama dapat dilihat dari meningkatnya transaksi komoditas pertanian.

Dalam kunjungannya, tim Pokja KEIN yang dipimpin Sony Harsono menyebutkan bahwa kunjungan ke Papua memberikan banyak input terkait progress pembangunan infrastruktur dan pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi sosial masyarakat. Menurutnya, hal ini sangat penting sebagai input yang berguna bagi Pemerintah pusat dan daerah untuk pembangunan berikutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: