Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amazon Web Services Terus Kembangkan Bisnis dan Inovasinya

Amazon Web Services Terus Kembangkan Bisnis dan Inovasinya Kredit Foto: AES Educate
Warta Ekonomi, Jakarta -

Amazon Web Services (AWS), penyedia layanan infrastruktur komputasi awan (cloud computing), terus mengembangkan bisnis sekaligus mengeluarkan inovasi-inovasi terbarunya. Saat ini AWS menguasai 51,8% pasar cloud di seluruh dunia.

AWS adalah bisnis komputasi awan yang memiliki tingkat pendapatan sebesar US$27 miliar. Bisnis AWS mengalami pertumbuhan sebesar 46% pada kuartal III 2018 (year-on-year). Sementara pendapatannya tercatat sebesar US$6,68 miliar pada kuartal III 2018.

Donnie Prakoso, AWS Asean Technology Evangelist, menyatakan, pada infrastruktur global miliknya (per 15 Januari 2018), AWS Cloud mengoperasikan 60 zona ketersediaan dalam 20 wilayah geografis, dan satu wilayah lokal di seluruh dunia.

Rencananya akan ada tambahan 12 zona ketersediaan dan empat wilayah lainnya di Bahrain, Hong Kong SAR, Swedia, dan AWS GovCloud Region kedua di AS yang akan mulai online di awal 2019. Jaringan global lokasi AWS Edge sekarang terdiri dari 160 titik lokasi (149 edge locations dan 11 regional edge caches).

"Untuk terus meningkatkan bisnis sekaligus mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar di layanan komputasi awan, AWS baru-baru ini meluncurkan serangkaian inovasi terbaru. Salah satunya, AWS App Mesh yang akan memantau dan mengontrol layanan mikro yang berjalan pada AWS. App Mesh membuat standar cara berkomunikasi layanan mikro, memberi visibilitas dari ujung ke ujung, dan membantu memastikan ketersediaan yang tinggi untuk aplikasi," kata dia di Jakarta, Kamis (24/1/2019).

Kemudian dikeluarkan juga AWS Cloud Map, yang merupakan layanan untuk membantu penemuan semua sumber daya cloud. Dengan Cloud Map, pelanggan dapat menentukan nama khusus untuk sumber daya aplikasi mereka, mempertahankan lokasi yang diperbarui dari sumber daya yang berubah secara dinamis. Ini akan meningkatkan ketersediaan aplikasi karena layanan web mereka selalu menemukan lokasi sumber daya yang terbaru.

Selain itu, juga tersedia tiga layanan baru AWS, yakni AWS Control Tower, yang akan membuat zona pendaratan otomatis untuk pengaturan dan tata kelola lingkungan multi-akun yang aman dan patuh, AWS Security Hub untuk mengelola keamanan dan kepatuhan secara terpusat di lingkungan AWS, serta AWS Lake Formation.

Di bidang database, AWS menawarkan kemampuan database baru dengan layanan Amazon Aurora dan Amazon DynamoDB baru yang signifikan bersama dengan dua basis data baru yang dibuat khusus

AWS pun mengumumkan 13 kemampuan dan layanan baru dari machine learning, yang memungkinkan pengembang untuk membangun, melatih, dan menggunakan model machine learning dengan mudah.

Sementara dalam manajemen data, tata kelola, dan keamanan, AWS menghadirkan AWS Outposts, yaitu komputasi dan penyimpanan yang dikelola dan dikonfigurasi sepenuhnya dengan perangkat keras rancangan AWS. Dengan layanan ini, pelanggan bisa menjalankan komputasi dan penyimpanan di tempat, sambil terhubung dengan lancar ke seluruh rangkaian layanan luas AWS di cloud.

AWS juga menghadirkan Amazon Quantum Ledger Database (QLDB) dan Amazon Managed Blockchain yang akan membantu perusahaan mengelola transaksi bisnis yang membutuhkan auditabilitas secara sepenuh.

Dalam Internet of Things (IoT), AWS menawarkan AWS Ground Station, layanan baru yang memberikan kemudahan dan biaya hemat bagi pelanggan untuk mengunduh data dari satelit ke AWS Global Infrastructure Areas menggunakan 12 jaringan antena stasiun bumi yang berlokasi di seluruh dunia.

Selain itu, juga ditawarkan empat layanan dan kemampuan baru dari AWS yang memudahkan dalam mengambil data dari edge devices dan membangun aplikasi IoT, terdiri dari AWS IoT SiteWise, AWS IoT Events, AWS IoT Things Graph, dan AWS IoT Greengrass Connectors.

Di bidang robotik, AWS menghadirkan AWS RoboMaker, yang memudahkan pengembang untuk mengembangkan, menguji, dan menerapkan aplikasi robotik, serta membangun fungsi robotik cerdas menggunakan layanan cloud.

Untuk pasar Indonesia sendiri, layanan perusahaan tetap fokus pada cloud computing, yang saat ini menargetkan sejumlah pelanggan, mulai dari perusahaan startup dan enterprise dari beragam industri misalnya Halodoc (healthcare), Warung Pintar (ritel), dan Eazy.

"Saat ini ada trend shifting adopsi cloud computing sebagai sistem utama perusahaan yang menjadi pelanggan aktif kami. Kami juga melayani AWS Outposts agar pelanggan bisa menjalankan komputasi dan penyimpanan di tempat (on premis) karena kami adalah perusahaan customer obsessed. 90% produk kami lahir based on customer feedback," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: