Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Komisi V DPR memanggil Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi berkaitan KRL Jakarta-Bogor yang terguling di Kebon Pedes.
"Sudah seharusnya nanti Komisi V pasti akan memanggil Menteri Perhubungan dan pihak-pihak terkait untuk dalam hal pengawasan untuk lebih tegas lagi diperingatkan dan diawasi perusahaan-perusahaan negara ini agar tidak lalai dan abai dan memakan korban lebih banyak lagi," ujarnya di Jakarta, Senin (11/3/2019).
Baca Juga: Jalur KRL Bogor Belum Normal, KCI Siapkan Bus
Selain itu, Bamsoet juga menginginkan adanya evaluasi menyeluruh dilakukan PT KAI terhadap peristiwa tersebut. Meski dari pihak KAI sudah memberikan keterangan jika masalah itu penyebabnya karena cuaca.
"Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan PT KAI, dikatakan bahwa ini adalah karena cuaca, tapi menurut saya semua harus dievaluasi agar jangan sampai terjadi kembali kecelakaan tersebut yang bisa saja menimbulkan korban nanti," jelasnya.
Baca Juga: 17 Orang Jadi Korban Luka Kecelakaan KRL Anjlok di Bogor
Terkait dengan pernyataan PT KAI yang membuka kemungkinan untuk menggunakan kembali gerbong yang tergelincir, Bamsoet menyerahkannya kepada perusahaan. Ia sekali lagi mengimbau agar PT KAI melakukan evaluasi.
"Kami serahkan pada PT KAI untuk mengevaluasi dan intinya adalah keselamatan penumpang, keselamatan warga harus dinomorsatukan," imbuhnya.
Baca Juga: Korban Kecelakaan KRL Anjlok Dijamin Asuransi Jasa Raharja
"Jadi sekali lagi kami mengimbau PT KAI untuk segera melakukan evaluasi dan melakukan langkah-langkah perbaikan sistem dan teknis yang diperlukan untuk menghindari kerusakan maupun kerugian nyawa orang lain," sambungnya.
Sebelumnya, kecelakaan KRL KA 1722 terjadi pada Minggu (10/3/2019) sekitar pukul 10.15 WIB. Saat melintas di Kebon Pedes, Kota Bogor, KRL keluar rel hingga terguling. Penyebab kecelakaan belum diketahui.
Jalur Jakarta-Bogor maupun sebaliknya sempat lumpuh setelah kecelakaan tersebut. Pagi ini, KRL Jakarta tujuan Bogor maupun Bogor-Jakarta sudah bisa melintas namun harus antre lantaran hanya satu jalur yang baru bisa digunakan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: