Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Investasi, Infrastruktur Transportasi Publik Untungkan Bisnis Properti

Tingkatkan Investasi, Infrastruktur Transportasi Publik Untungkan Bisnis Properti Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program pemerintah untuk menggencarkan pembangunan infrastruktur transportasi publik seperti KRL, bus Transjakarta, MRT, LRT, dan lain sebagainya dinilai banyak memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Dalam acara diskusi bertema #LivibgConnected, Direktur Pengembangan Bisnis PT Intiland Development Tbk, Permadi Indra Yoga menjelaskan, tema #LivingConnected merupakan sebuah program kampanye yang diangkat Intiland sebagai apresiasi atas beroperasinya fasilitas MRT baru-baru ini, serta upaya membangun kesadaran publik untuk peningkatan kualitas hidup. 

Hadirnya beragam moda transportasi modern ini diyakininya membawa perubahan, seperti memudahkan konektivitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang. 

Sebagai pengembang properti, menurutnya, Intiland telah berpartisipasi secara pro-aktif dan mengantisipasi dinamika tersebut dengan menghadirkan sejumlah produk properti hunian dan perkantoran terbaik yang dilalui jalur MRT maupun moda transportasi modern lainnya. 

Ketersediaan fasilitas transportasi publik dinilai telah menjadi faktor kunci bagi sebagian besar masyarakat dalam memilih properti seiring dengan munculnya kesadaran untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga: MRT Jakarta Beroperasi, Harga Properti di Wilayah Ini Naik Drastis

"Integrasi moda transportasi yang modern dan memadai, mutlak diperlukan masyarakat. Kami berusaha menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan proyek-proyek properti yang menawarkan kemudahan mobilitas dan konektivitas masyarakat dalam beraktivitas," ujar Yoga di South Quarter, Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Ia menuturkan, hampir seluruh proyek-proyek Intiland di Jakarta terhubung dan lokasinya berdekatan dengan jalur moda transportasi publik modern. Contohnya di jalur MRT Jakarta, Intiland memiliki empat properti terbaik, yakni kawasan mixed use & high rise terpadu South Quarter (perkantoran, ritel, dan apartemen) di TB Simatupang, Fifty Seven Promenade (apartemen, perkantoran. dan ritel) di Thamrin, gedung perkantoran Intiland Tower di Sudirman, dan Grand Whiz Poin Square di Lebak Bulus Jakarta.

"Rata-rata jarak tiap properti tersebut dari stasiun MRT terdekatnya kurang dari 500 meter sehingga waktu tempuh berjalan kaki kurang dari 10 menit. Bahkan, Intiland Tower Jakarta berada tepat bersebelahan dengan stasiun MRT Bendungan Hilir," ungkapnya.

Dalam perkembangan properti, menurutnya, pembangunan infrastruktur transportasi menjadi stimulus pertumbuhan dan kemajuan sebuah kawasan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, mengatakan, "Peningkatan nilai properti turut ditentukan oleh ketersediaan fasilitas transportasi publik dan konsep pengembangannya. Semakin dekat dan mudah menjangkau fasilitas tersebut, maka nilai investasi properti yang berada di kawasan tersebut akan menjadi lebih tinggi."

la mencontohkan, sejak konsep TOD dan rencana pengembangan infrastuktur transportasi modern mulai diperkenalkan, beberapa kawasan mengalami peningkatan harga properti secara signifikan. Peningkatan nilai tertinggi didominasi kawasan Jakarta Selatan, seperti Lebak Bulus, Cilandak, dan Fatmawati.

Baca Juga: MRT Beroperasi, Nilai Properti di Jakarta Akan Terdongkrak

Peningkatan nilai kawasan ini, menurutnya, tidak luput dari munculnya persepsi positif masyarakat terhadap kemudahan akses transportasi dan ketersediaan fasilitas kehidupan. la mencatat ada sembilan faktor keunggulan dari konsep TOD, antara lain mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, kemudahan mobilitas, menciptakan aksesbilitas dari wilayah urban dan sub-urban, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kehadiran MRT dan moda transportasi modern lainnya pun diperkirakan akan mampu mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih teratur. Perubahan tersebut mungkin tidak secara langsung terjadi, tetapi memerlukan waktu karena berkaitan dengan hal yang mendasar seperti kebiasaan dan budaya masyarakat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: