Laporan dari Global Risk Report yang diterbitkan World Economic Forum dan didukung oleh Zurich Insurance Group menekankan bahwa dunia tengah menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks dan saling berkaitan satu sama lain. Laporan ini memprediksi lima risiko yang harus siap dihadapi di tingkat global, termasuk oleh Indonesia, berdasarkan survei persepsi pemangku kepentingan dari berbagai negara dan kalangan.
“Global Risk Report yang Zurich susun bersama World Economic Forum setiap tahunnya merupakan bagian dari komitmen tersebut, di mana kami meninjau dan membantu menjawab tantangan global yang dihadapi oleh masyarakat saat ini,” ungkap Hassan Karim, CEO Zurich Insurance Indonesia di Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Adapun lima risiko global yang menjadi sorotan Global Risk Report tahun ini, antara lain risiko makroekonomi, ketegangan di antara negara-negara besar, ketegangan politik, risiko lingkungan, serta kerentanan tekologi. Selama 10 tahun terakhir, isu lingkungan menjadi salah satu isu yang paling menonjol dan mendominasi.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Stabil, Tapi Masih Harus Kurangi Impor!
“Tahun 2018 dikatakan sebagai tahun terpanas keempat sepanjang sejarah. Hal ini sekaligus menjadikan tahun 2015-2018 sebagai empat tahun terpanas yang pernah tercatat,” ungkap Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Perubahan iklim ini pun berdampak pada meningkatnya intensitas cuaca ektrem yang kemudian mengakibatkan berbagai bencana alam.
Dwikorita mengungkapkan, “Sebagian besar bencana alam di Indonesia justru disebabkan oleh perubahan iklim. Data BNPB sejak tahun 1980 menunjukkan bahwa bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia adalah banjir (38%) dan tanah longsor (21%).”
Selain isu lingkungan, isu keamanan cyber juga merupakan risiko yang semakin menjadi perhatian global. Hal ini tentunya berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi dan digitalisasi, seperti penggunaan internet yang tinggi di tengah masyarakat.
Berdasarkan Laporan Pemantauan Keamanan Internet Indonesia, ada lebih dari 232 juta serangan cyber yang terjadi selama tahun 2018.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 6% Asal...
“Angka serangan yang tinggi ini tidak terlepas dari pengguna internet di Indonesia yang saat ini mencapai 150 juta. Hal ini pun berpengaruh pada peningkatan kerentanan kita ketika bertransaksi di dunia cyber," kata Anton Setiawan, Direktur Direktorat Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Sementara Rio Daniel, Head of Market Facing Underwriting Zurich Insurance Indonesia mengatakan “melihat dampak dan kesinambungan antara satu risiko dengan yang lainnya, pendekatan yang kolaboratif sangat diperlukan untuk mengatasi isu-isu global ini secara lebih menyeluruh.
"Dalam konteks ini, peran asuransi pun menjadi semakin signfikan, terutama dalam manajemen dan mitigasi risiko," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: