Inflasi pada April 2019 tercatat 0,44%. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bawang merah dan bumbu-bumbuan, juga tarif angkutan udara menjadi penyebabnya.
Terhadap hal ini, Pengamat Ekonomi Fithra Faisal menilai kebijakan Kementerian Pertanian untuk mengekspor bawang merah adalah keputusan yang salah dan hanya populis semata. Naiknya harga bawang merah karena stok dalam negeri kurang, akhirnya menyebabkan inflasi.
Baca Juga: Bawang Merah dan Tiket Pesawat Picu Inflasi April
Fithra mempertanyakan, jika stok bawang merah Indonesia banyak hingga bisa ekspor, mengapa harga bawang bisa naik hingga akhirnya turut berkontribusi besar terhadap inflasi.
“Ya dari logika awam saja bahwa ya ditahan dulu lah ekspornya dicoba untuk itu menjadi stok kelebihan produksinya supaya nanti bisa menahan volatilitas di bulan Ramadan. Nah dalam konsep itu saja, pengambilan kebijakannya sendiri saya rasa sudah cacat nalar," tegas Fithra kepada wartawan di Jakarta.
Baca Juga: Raih Rp1,8 Miliar dari Kementan, Pamekasan Siap Jadi Sentra Bawang Merah
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada akhir Maret 2019 silam, Meteri Pertanian, Amran Sulaiman mengumumkan adanya ekspor bawang merah sebanyak 70 ribu ton ke enam negara, termasuk di dalamnya Thailand dan India.
Ia pun menegaskan bahwa kegiatan ekspor tersebut telah membuktikan Indonesia telah berubah dari negara pengimpor bawang merah menjadi pengekspor bawang merah.
“Sekarang sudah melakukan serangan balik, yakni menjadi negara pengekspor. Sebanyak 70.000 ton bawang merah sudah diekspor ke enam negara seperti Thailand dan India. Pemerintah akan terus berupaya menjaga harga bawang merah tetap stabil, sehingga bisa menguntungkan petani, konsumen dan juga pedagang,” kata Amran saat kunjungan kerja di Brebes, Maret lalu.
Baca Juga: Soal Bawang Merah, Mentan: Indonesia Mampu Serang Balik dengan Ekspor
Lebih lanjut Fithra mengkhawatirkan, inflasi yang disebabkan harga bumbu-bumbuan ini dapat meningkat lagi pada bulan Mei 2019 atau pada bulan Ramadan. Lantaran diyakini permintaan bawang, baik itu bawang merah maupun bawang putih akan meningkat, sebagaimana yang selalu terjadi di setiap bulan Ramadan.
“Nah bisa jadi karena ini datanya salah hitung atau gimana. Atau memang sudah tau datanya tetap memaksakan juga untuk diekspor karena untuk memenuhi KPI (key performance index),"ujarnya lagi.
Baca Juga: Petani Bawang Merah Curhat ke Bang Sandi, Responsnya Bikin Bergidik
Sementara, Kepala Divisi Pergudangan, Persediaan dan Angkutan Perum Bulog, Mokhamad Suyamto mengatakan pemerintah perlu memiliki stok cadangan bawang merah di Tanah Air. Adanya stok diyakini bisa membuat permerintan mudah mengontrol harga komoditas hortikultura ini.
Ia mengatakan, selama ini pemerintah belum memiliki cukup stok cadangan bawang merah dan komoditas holtikultura lainnya.
‘Kan sama kayak beras pemerintah, selayaknya semua komoditas ada cadangan pangan pemerintah. Tapi untuk bawang merah belum ada," kata Suyamto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: