Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

MenKopUKM: Hilirasi Bawang Merah Jadi Solusi Jitu Tingkatkan Kesejahteraan Petani Brebes

MenKopUKM: Hilirasi Bawang Merah Jadi Solusi Jitu Tingkatkan Kesejahteraan Petani Brebes Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan hilirisasi bawang merah dengan menciptakan produk turunan seperti bawang goreng, bawang krispi, tepung bawang merah hingga pasta menjadi salah satu solusi utama untuk mendorong kesejahteraan para petani dan UKM di Brebes.

MenKopUKM Teten mengatakan dengan hilirisasi, petani akan mendapatkan nilai tambah dan jaminan harga dari produk yang dihasilkan saat musim panen raya.

"Kalau kita tidak mengolah hasil pertanian yang sangat dipengaruhi oleh musim, maka kita nggak pernah bisa membangun kesejahteraan petani, kita juga tidak pernah bisa menyetabilkan suplai pangan selama setahun penuh karena harga fluktuatif," ujar MenKopUKM.

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pun mendorong Pemerintah Kabupaten Brebes untuk meningkatkan program hilirisasi produk bawang merah yang merupakan komoditas unggulan di Brebes, Jawa Tengah. Program hilirisasi ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi bawang merah di sepanjang tahun.

Menteri Teten juga menyatakan pentingnya menjaga pasokan dan produksi bawang merah secara nasional. Sebab selama ini bawang merah menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar saat musim paceklik. Namun sayangnya di saat musim panen raya, harga di pasaran jatuh sehingga petani tidak pernah mendapatkan keuntungan yang memadai.

Baca Juga: Demi Keadilan UMKM, DPR Dorong Bisnis Medsos dan Social Commerce Wajib Dipisah

“Untuk meningkatkan kesejahteraan petani bawang merah di sini, maka perlu bagi petani untuk terkonsolidasi dalam sebuah koperasi, ini diperlukan sebagai jalan tengah dari produktivitas yang masih rendah karena luasan lahan tanam yang mayoritas masih kecil,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten meyakini dengan bersatu dalam wadah koperasi, para petani bawang merah akan lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan hingga kemudahan mendapatkan akses pasar. Di mana koperasi akan berperan sebagai offtaker sehingga hasil panen para petani bisa langsung dibeli oleh koperasi.

"Ini tidak bisa kita lakukan sendiri-sendiri kalau lahan kita di bawah 2 hektare, harus dikonsolidasikan dalam skala usaha yang luas melalui koperasi agar skala produksi besar dan lebih efisien. Kita tidak boleh lagi membiarkan petani perorangan, kita bisa membangun corporate farming meski tanah sempit melalui koperasi," ucap Menteri Teten.

Menteri Teten menambahkan pihaknya siap membantu memasarkan produk olahan bawang merah dari KPUD Wanasari di pasar domestik atau pasar luar negeri. Untuk lebih mendorong minat pembeli, Menteri Teten juga meminta agar KPUD Wanasari agar membuat olahan dalam varian lainya seperti bawang merah slice. Menurutnya pangsa pasar bawang merah slice sangat besar terutama untuk hotel, restoran, dan kafe (Horeka).

"Kita perlu perbesar bukan lagi bawang goreng tapi bentuk pasta untuk bumbu atau bentuk slice yang bisa disimpan dalam jangka panjang, sebab pengguna besar yang kita sasar adalah Horeka," kata MenKopUKM Teten Masduki.

Menteri Teten juga menyatakan siap memberikan dukungan kepada KPUD Wanasari berupa pembiayaan untuk tambahan modal kerja yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).

"Konsep kita sudah benar sebagaimana telah dipraktikkan di India. Koperasi perlu membeli secara tunai ke petani sehingga kita perlu memperkuat pembiayaan di koperasi dengan menggunakan dana dari LPDB," kata MenKopUKM Teten Masduki.

Sementara itu Anggota Komisi VI DPR RI Haris Turino mengapresiasi dukungan dari pemerintah khususnya KemenkopUKM terhadap upaya menyejahterakan petani dan UKM di Brebes melalui konsep corporate farming. Menurutnya, ide menyatukan petani-petani bawang merah dengan lahan sempit dalam wadah koperasi menjadi solusi konkret untuk meningkatkan daya tawar terhadap produknya.

Melalui koperasi yang menjadi offtaker dari produk bawang merah akan memberikan kepastian pasar. Di sisi lain koperasi bisa menjadi lembaga pengembangan produk bawang merah sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi para anggota yang merupakan para petani kecil.

"Ide Pak Menteri untuk membangun ekosistem ini bagus sekali, harapannya agar petani tetep bertani tetapi hasilnya 100 persen dibeli koperasi, di mana koperasi ini dimiliki para petani tadi," ujar Haris.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: