Program pembangunan pertanian di Indonesia mendapat apresiasi dari pertemuan para menteri pertanian negara-negara anggota G20 (G20 Agriculture Minister Meeting/AMM) yang diadakan di Prefektur Niigata, Jepang pada Sabtu (11/5/2019).
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menjelaskan program pembangunan pertanian di Indonesia merupakan salah satu komitmen untuk mencapai 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), bersamaan dengan tantangan kelaparan dan perubahan iklim yang dihadapi negara-negara di dunia.
Baca Juga: Jadi Anggota G20 AMM, Pertanian Indonesia Naik Kelas
"Indonesia telah menetapkan rencana aksi nasional yang berisi program-program 5 tahun ke depan terkait aktivitas pendukung pencapaian tujuan SDGs di tahun 2030 yang kami tuangkan di dalam road map," jelas Amran dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu (12/5/2019).
Dalam pembangunan pertanian ini, Kementerian Pertanian mengadakan program khusus yang modern, holistik dan inovatif dengan beberapa terobosan revolusioner. Program ini telah membuat pendapatan nasional Indonesia naik 34,3%, investasi asing dalam bentuk Foreign Direct Investment meningkat hingga 110%, dan ekspor pertanian naik 29,7% sehingga inflasi pangan turun 8%.
"Di level rumah tangga, angka kematian bayi turun 1,9% dan balita dengan giziburuk turun 3%. Dampak makro yang luar biasa kami alami adalah tingkat kemiskinan menjadi satu digit, 9,66%," terang Amran mengungkapkan capaian pembangunan pertanian.
Amran menambahkan, penurunan kasus gizi buruk merupakan dampak positif dari program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang mendukung penyediaan bahan pangan pertanian secara mandiri dengan memanfaatkan lahan pekarangan di sekitar rumah tinggal.
Pencapaian pembangunan pertanian ini mendapat apresiasi dari negara-negara anggota G20 seperti Argentina, Jepang, Brasil, Singapura, China, dan India.
Dan pertemuan para menteri pertanian anggota G20 ini diproyeksikan menghasilkan Deklarasi Menteri Pertanian negara-negara G20. Dan Indonesia yang menjadi anggota G20 pun menjadi naik kelas. Dan sebagai anggota baru, pencapaian dalam pembangunan pertanian ini menjadi perhatian menarik di G20 AMM.
Dalam kesempatan tersebut, Amran Sulaiman menyampaikan beberapa hal yang mengusung kepentingan Indonesia. Antara lain pentingnya kesetaraan akses bagi petani kecil dalam memanfaatkan teknologi dan inovasi. Teknologi penting untuk mendorong kemajuan petani adalah penguatan digitalisasi. Hal ini akan membuka peluang baru pengembangan dan akses terhadap rantai nilai pangan pertanian yang merupakan modal dasar pembangunan sumber daya manusia.
"Dukungan teknologi digital dalam menghubungkan Indonesia yang merupakan negara kepulauan sangat penting. Sehingga siap memasuki era industri 4.0 menggunakan teknologi berbasis internet. Dengan begitu komunikasi produsen dan konsumen pangan akan langsung terhubung, sehingga memudahkan terjadinya transaksi hasil pertanian yang menguntungkan," jelasnya.
Amran juga menegaskan peran penting generasi muda sumber daya manusia pertanian. Kewirausahaan petani muda di pedesaan harus didorong karena minat generasi muda terhadap sektor pertanian saat ini menurun. Indonesia berpendapat bahwa pengetahuan dan keterampilan generasi muda pertanian perlu ditingkatkan.
"Generasi milenial demikian tertarik dengan internet dan teknologi informasi. Maka, kita dapat gunakan digitalisasi untuk menarik mereka kembali ke sektor pertanian," urai Amran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman