Perusahaan setrum pelat merah, PT Perusahaan Listrik Negara (Pesero) atau PLN mencatatkan laba bersih sepanjang triwulan pertaman 2019 sebesar Rp4,2 triliun.
Plt Direktur Utama PLN Djoko R Abumanan menjelaskan, pencapaian kinerja keuangan tersebut merupakan hasil dari berbagai upaya perseroan, seperti pertumbuhan penjualan, peningkatan kinerja operasi dan keuangan, serta efisiensi operasi.
Perseroan pada triwulan I tahun ini mencapai realisasi kinerja yang lebih baik dibanding triwulan I tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari penjualan tenaga listrik yang meningkat sebesar Rp3,8 triliun atau 6,11%.
Peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan pelanggan yang naik sebesar 3,8 juta pelanggan dengan daya terjual sebesar 3,04 Terra Watt hour (TWh) dari periode yang sama tahun lalu (yoy). Kenaikan konsumsi listrik ini didominasi oleh pertumbuhan pelanggan sektor bisnis sebesar 6,76% atau 10.613 GWh (Giga Watt hour).
Baca Juga: IKEA Ingin Bangun Gerai Baru, PLN Siap Fasilitasi Power Bank Raksasa
Selain pertumbuhan penjualan dan pelanggan, PLN juga berhasil meningkatkan kinerja operasi melalui penurunan biaya sewa pembangkit. Dengan beroperasinya gardu induk (GI), khususnya di Sumatera dan Kalimantan, PLN menghemat Rp667 miliar dari efisiensi biaya sewa pembangkit.
Selain dari biaya sewa, volume pemakaian BBM untuk pembangkit pun turun sebesar 98 ribu kiloliter (KL) dibandingkan pemakaian pada April 2018, harga rata-rata pun mengalami penurunan dari Rp11.058 per liter menjadi Rp8.835 per liter di triwulan I 2019. Di samping itu, perseroan berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar Rp183 miliar.
Membaiknya kinerja perusahaan juga ditopang oleh penguatan kurs mata uang rupiah dan penurunan Indonesian crude price (ICP).
Baca Juga: PLN UIP SBU Optimis Proyek Infrastruktur Segera Rampung
"Peningkatan laba di triwulan I 2019 ini merupakan buah keringat para pegawai yang berhasil meningkatkan penjualan listrik, melakukan efisiensi di berbagai sektor, dan meningkatkan kinerja operasi sehingga selisih keuntungan sebelum pajak bisa meningkat hingga Rp10,6 triliun dari triwulan I tahun lalu," jelas Djoko dalam keterangannya di Jakarta.
Dia melanjutkan, PLN akan terus melakukan efisiensi pada komponen biaya operasi yang berada dalam kendali perusahaan, sehingga kondisi keuangan tetap terjaga.
Dampak positif ini merupakan hasil dari berbagai upaya efisiensi seperti pengurangan konsumsi BBM, pengurangan biaya sewa beberapa pembangkit, peningkatan efisiensi operasi pembangkit sehingga konsumsi energi per kWh PLTU batu bara dapat ditekan, serta melakukan zonasi untuk menghemat ongkos transportasi batu bara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti