Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Juli 2019, Nilai Tukar Petani Naik 0,29%

Juli 2019, Nilai Tukar Petani Naik 0,29% Suasana sawah dan pertanian di Jawa Barat. Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir menyatakan para petani di Indonesia akan sulit sejahtera jika tidak ada model untuk menyejahterakan petani dengan dukungan awal permodalan dan teknologi. | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai tukar petani (NTP) nasional pada Juli lalu tercatat 102,63 poin, naik 0,29% dibandingkan catatan pada bulan sebelumnya yang sebesar 102,33 poin.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan NTP disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Sebagai informasi, NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.

Baca Juga: Amran: Saya Siap Tingkatkan Kesejahteraan Petani di Daerah Transmigrasi

NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Ia menambahkan bahwa kenaikan NTP bulan lalu dipengaruhi oleh naiknya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu NTP subsektor tanaman pangan sebesar 0,36%, hortikultura sebesar 0,61%, dan peternakan sebesar 0,67%.

Sementara itu, NTP di dua subsektor pertanian lainnya mengalami penurunan, yaitu NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat dan NTP subsektor perikanan, masing-masing sebesar 0,40% dan 0,32%.

Baca Juga: Wew! Petani Ini Jadi Konglomerat Berkat Kentang Goreng

Menilik regional, NTP Gorontalo mengalami kenaikan tertinggi sebesar 1,90%. Sebaliknya, NTP Sumatera Selatan mengalami penurunan terbesar, yakni 0,96% dibandingkan penurunan NTP provinsi lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: