Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengajak para pelaku usaha sarang burung walet (SBW) di Jawa Tengah untuk meningkatkan kualitas produksinya agar dapat mengambil peluang ekspor komoditas ini yang cukup besar.
"Kita tahu potensi sarang burung walet kita sangat luar biasa. Apalagi negara kita merupakan habitat utama yang paling cocok dengan perkembangbiakan walet. Indonesia adalah pemasok terbesar pasar global, bahkan sampai 78 persen," ujar Ali Jamil saat melepas ekspor SBW asal Jawa Tengah sebanyak 181 kg tujuan Tiongkok di Kantor Karantina Pertanian Semarang, Rabu (21/8/2019).
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang turut hadir dan melepas ekspor, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Kementan yang telah memberikan layanan khusus pada komoditas pertanian asal wilayah kerjanya untuk dapat diekspor ke mancanegara.
Baca Juga: Lobi Mendag Enggar Diharap Gandakan Ekspor Sarang Burung Walet
Ganjar juga mengapresiasi para eksportir yang sudah melakukan upaya agar komoditas pertanian Jateng bisa tembus pasar Internasional.
Pada saat membuka dialog kepada para eksportir yang hadir khususnya tentang hambatan yang dialami. Joko eksportir walet ke Tiongkok, mengeluhkan tidak adanya penerbangan langsung dari Semarang ke Tiongkok.
Ganjar mengajak Joko dan eksportir walet serta komoditas lainnya tujuan Cina untuk berkoordinasi dan mendata potensi yang ada. Jika cukup banyak, ia akan melobi pihak maskapai untuk membuka penerbangan langsung dari Semarang ke Tiongkok.
Baca Juga: Kementan Dorong Ekspor Sarang Burung Walet ke Tiongkok
Tidak hanya melepas SBW, Kepala Barantan dan Gubernur Jateng juga melepas perdana ekspor produk samping tepung gandum berupa biskuit sebanyak 300 ton ke Bangladesh. Negara tujuan ekspor ini mempersyaratkan adanya jaminan kesehatan dan keamanan dari otoritas Karantina pertanian Indonesia.
Sementara, produk pertanian lain yang juga diekspor pada saat yang sama adalah daun cincau kering (jelly grass) sebanyak 28 ton tujuan Malaysia, gula merah 35 ton tujuan Srilangka, ijuk (brooms grass) sebanyak 18 ton tujuan Tiongkok, margarine sebanyak 23 kg tujuan Banglades.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: