Nilai tukar rupiah kembali dipermainkan oleh perseteruan perang dagang antara AS dan China. Setelah kemarin mendapat angin segar perdamaian dari Wakil Perdana Menteri China, Liu He, rupiah lagi-lagi menerima hembusan hawa panas yang juga datangnya dari kubu China.
Media pemerintah China, Xinhua, menegaskan bahwa China tak akan menyerah dengan segala langkah irasional yang AS lakukan, termasuk mengenai seruan Trump kepada perusahaan-perusahaan AS di China untuk angkat kaki dari Negeri Tirai Bambu itu.
Baca Juga: Ribut Lagi Bung! Trump Minta Perusahaan AS Angkat Kaki, China: Sangat Konyol
"China tidak akan menyerah. Bermain trik lama bullying dan tekanan maksimum, pemerintah AS telah meningkatkan ketegangan perdagangan berulang kali dan mencoba memaksa China untuk menerima tuntutan irasionalnya," tegas Xinhua seperti dikutip dari cnbc.com, Rabu (28/08/2019).
Dengan sentimen tersebut, rupiah dibuat luluh lantak di hadapan mayoritas mata uang dunia. Kala pembukaan pasar spot Rabu (28/08/2019) pagi, rupiah sudah dibuat meleleh 0,11% ke level Rp14.265 per dolar AS.
Hingga pukul 10.16 WIB pun, rupiah masih terdepresiasi di hadapan dolar AS sebesar 0,09% ke level Rp14.268 per dolar AS.
Baca Juga: China Bujuk AS Berdamai, Rupiah Pilih Mandek di Rp14.240
Tak hanya dolar AS, rupiah pun keok di hadapan euro sebesar 0,06%. Beruntungnya, rupiah masih terselematkan dengan terapresiasi di hadapan dolar Australia (0,12%), dan poundsterling (0,01%).
Sementara itu, di hadapan mata uang Asia, rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Beberapa mata uang Benua Kuning yang menekan rupiah, yaitu dolar Taiwan (-0,11%), dolar Singapura (-0,09%), dolar Hongkong (-0,06%), dan yen (-0,01%).
Baca Juga: Tolong, Tolong Selamatkan Rupiah!
Sebagai informasi, kembali memanasnya hubungan AS dan China seringkali memosisikan dolar AS sebagai pihak yang paling diuntungkan. Dengan statusnya sebagai aset safe haven, dolar AS kini kembali diburu investor sehingga menguat di hampir semua mata uang.
Dari semua mata uang Asia, hanya dolar Hongkong, dolar Singapura, dan dolar Taiwan yang mampu menaklukkan dolar AS, itu pun dengan apresiasi yang tipis masing-masing sebesar 0,02%, 0,03%, dan 0,04%. Sementara itu, mata uang Asia yang melemah di hadapan dolar AS meliputi baht (-0,29%), won (-0,13%), yuan (-0,11%), dan yen (-0,06%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih