Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Agustus, Nilai Tukar Petani Naik 0,58%

Agustus, Nilai Tukar Petani Naik 0,58% Beberapa petani bersiap menanam padi di kawasan persawahan masyarakat adat Keluru, Keliling Danau, Kerinci, Jambi, Minggu (10/2/2019). Masyarakat adat Keluru masih menerapkan sistem pengelolaan dan pengolahan lahan secara bersama tanpa ada kepemilikan pribadi yang ditetapkan oleh tiga pucuk pimpinan adat bergelar menggung, rio gilang, dan rio ganum secara turun temurun. | Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) per Agustus 2019 sebesar 103,22 atau naik 0,58% dari NTP Juli sebesar 102,63.

Kenaikan NTP pada bulan lalu disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Sebagai informasi, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. Dari NTP, dapat pula diketahui daya tukar (terms of trade) produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Baca Juga: BPS Catat Inflasi Agustus 0,12%

Garis besarnya, semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 0,69%, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,11%.

"Kenaikan NTP Agustus dipengaruhi oleh kenaikan NTP pada empat dari lima subsektor pertanian," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (2/9/2019). Keempat subsektor pertanian tersebut yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,11%, Subsektor Hortikultura sebesar 0,30%, Subsektor Peternakan sebesar 0,97%, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,60%.

Baca Juga: NTP Turun, Indeks Harga yang Diterima Petani Naik 0,15 Persen

Sementara itu, NTP di satu subsektor pertanian lainnya mengalami penurunan, yaitu NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,43%. Menilik regional, NTP Banten mengalami kenaikan tertinggi 1,29%. Sebaliknya, NTP Jambi mengalami penurunan terbesar, yakni 1,53% dibandingkan penurunan NTP provinsi lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: