"Karena memang ada peluang (windows) yang sangat singkat di momen-momen tersebut, pengiklan sangat kesulitan menjangkau atau memenuhi kebutuhan kampanye mereka. Mereka ingin menjangkau lebih banyak konsumen, ingin membelanjakan lebih banyak anggaran untuk pengguna, tapi tidak punya waktu untuk menentukan apakah itu baik atau buruk (outcome-nya). Itulah pentingnya perusahaan punya perlindungan proaktif. Anda perlu merasa nyaman untuk bisa fokus secara agresif menyasar konsumen tertentu dalam kampanye atau kompetitorlah yang akan melakukannya," kata Luke.
Dari sisi kerugian sendiri, selain nominal kerugian yang diperoleh penipu iklan, pengiklan juga merugi akibat potential loss dari pemasangan aplikasi oleh pengguna, serta semua potensi pendapatan bisa mengalir ke perusahaan. Momen-momen inu punya celah yang amat singkat, biasanya berlangsung tiga hari sehingga seharusnya bisa dimaksimalkan dengan fokus menarget pengguna secara agresif tanpa khawatir akan ad fraud karena perusahaan punya perlindungan.
Baca Juga: Fraud Transportasi Online, Gimana Cara Tepat Memeranginya?
Untuk memastikan penipu jera, Traffic Guard menangkal dengan cara membuat penipu iklan secara ekonomi tidak memungkinkan lagi menjalankan bot mereka untuk melakukan aksi-aksi ad fraud. Penting unthk mempersempit peluang mereka karena mereka juga terus beradaptasi dengan sistem pencegahan ad fraud dengan sangat cepat.
"Maka, kami bisa memproses dalam hitungan 40 milidetik, untuk bisa sampai ke level deteksi secara real-time, pengguna itu asli atau palsu. Kami juga berdayakan sekitar 2/3 tim kami untuk fokus ke data science dan engineering yang fokus pada ML, teknik AI untuk mengidentifikasi pola kejahatan. Jadi, kombinasi dua kekuatan, pengetahuan utama kami di industri periklanan ini dan sisi teknis dan data science," tutup Luke.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: