Sejak tahun 2017, tercatat ada 14 ritel besar AS yang dikabarkan mengalami kebangkrutan. Ritel apa saja yang dimaksud? Berikut daftarnya...
1. FOREVER 21 INC
Pengecer fast-fashion ini Minggu malam mengajukan diri merestrukturisasi bisnisnya dan meminta persetujuan untuk menutup hingga 178 toko di AS. Menurut pengajuan pengadilan, Forever 21 mencatat aset dan utangnya dalam kisaran US$1 miliar hingga US$10 miliar.
2. FRED's INC
Pengecer farmasi dan pengecer diskonan ini mengatakan bahwa mereka mengajukan Bab 11 pada September lalu. Hal itu terjadi beberapa bulan setelah perusahaan mulai menutup ratusan toko yang tidak menguntungkan di AS.
Baca Juga: Anak Usaha Erajaya dan JUUL Labs Buka Toko Ritel
3. BARNEYS NEW YORK INC
Rantai department store mewah [DBWLDB.UL] mengajukan perlindungan atas kebangkrutannya pada bulan Agustus dan sudah mulai dijual. Hal ini mendorong penurunan pendapatan dan melonjaknya sewa di toko-tokonya yang menyebabkan banyak vendor menghentikan pengiriman barang dagang ke jaringan ini.
4. DIESEL USA
Merek denim dan aksesori terkenal dengan celana jinsnya juga mengajukan kebangkrutan pada bulan Maret. Mereka mengalami kerugian besar, penjualan terpuruk, sewa yang mahal, dan penipuan cyber. Saat pengajuan pengadilan, Diesel USA memiliki US$50 juta hingga US$100 juta aset dan US$10 juta hingga US$50 juta dari utangnya.
5. PAYLESS SHOESOURCE INC
Pengecer diskonan AS pada bulan Februari mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 untuk kedua kalinya bersama anak perusahaannya di Amerika Utara. Pengecer ini akan menutup 2.500 toko di Amerika Utara dan menghentikan operasi e-commerce-nya.
6. GYMBOREE GROUP INC
Pengecer pakaian anak-anak mengajukan perlindungan kebangkrutannya pada bulan Januari, kedua kalinya dalam dua tahun. Ritel ini akan menutup lebih dari 800 toko Gymboree dan Crazy 8.
7. SEARS HOLDINGS CORP
Pengecer ikonik AS yang pernah mendominasi mal-mal di AS ini mengajukan kebangkrutan Bab 11 pada bulan Oktober setelah satu dekade mengalami penurunan pendapatan dan menutup ratusan toko. Sears telah mendaftarkan US$6,9 miliar asetnya dan US$11,3 miliar utangnya. Pada Februari 2019, pengadilan AS menyetujui tawaran pengambilalihan hedge fund dari ketua Edward Lampert yang memungkinkan Sears mencegah likuidasi dan mempertahankan puluhan ribu pekerjaan.
8. Holdings GUMP LLC
Perusahaan induk dari dekorasi rumah mewah dan pengecer perabot Gump's Corp pada bulan Agustus mengajukan kebangkrutan. Ritel ini mendaftarkan aset dan kewajibannya dalam kisaran US$10 juta hingga US$50 juta.
9. CLAIRE’S STORES
Ritel aksesori remaja putri ini pada bulan Maret mengajukan perlindungan kebangkrutannya. Perusahaan ini berharap dapat mengurangi utangnya sekitar US$1,9 miliar.
Baca Juga: China Mulai Pukul Mundur Amerika Serikat, Kok Bisa?
10. BON-TON TOOR INC
Rantai department store AS pengecer brick-and-mortar besar pertama yang mengajukan perlindungan kebangkrutan pada tahun 2018 untuk merestrukturisasi utangnya serta menjajaki potensi penjualan. Pada bulan April, pengecer ini memenangkan persetujuan pengadilan untuk menghentikan operasinya.
11. TOYS ‘R’ US
Pengecer mainan mengajukan Bab 11 pada bulan September. Berharap dapat merestrukturisasi sekitar US$5 miliar atas utangnya, banyak yang berasal dari US$6,6 miliar yang dibeli perusahaan ekuitas swasta pada tahun 2005. Dilikuidasi pada tahun 2018 dan memukul ratusan pembuat mainan yang menjual produk ke rantai ini termasuk pembuat Barbie Mattel Inc dan saingannya Hasbro Inc.
12. AEROSOLES GROUP
Rantai sepatu wanita mengajukan Bab 11 pada bulan September dengan rencana untuk menutup sebagian besar tokonya dan fokus pada grosir, e-commerce, dan bisnis internasional.
13. RADIOSHACK CORP
Pada bulan Maret, rantai elektronik AS ini mengajukan kebangkrutan untuk kedua kalinya dalam lebih dari dua tahun. Hal itu terjadi karena tak mampu menghadapi lingkungan ritel yang menantang serta hubungan kemitraan yang buruk dengan penyedia nirkabel Sprint Corp.
14. HHGREGG INC
Pengecer peralatan dan elektronik dan unit Gregg Appliances Inc mengajukan perlindungan kebangkrutan pada bulan Maret ketika mereka terus berjuang dengan masalah penurunan penjualan selama sekitar empat tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: