Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mentan Amran Lakukan Gerakan Mekanisasi dan Pertanian Organik di Morowali, Sulteng

Mentan Amran Lakukan Gerakan Mekanisasi dan Pertanian Organik di Morowali, Sulteng Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, melakukan gerakan mekanisasi panen dan olah tanah serta pertanian organik di Desa Solonsa Jaya, Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Senin (7/10/2019). Gerakan ini merupakan langkah konkret Kementerian Pertanian (Kementan) guna memacu peningkatan produksi padi di musim kemarau dan kesejahteraan petani.

"Kami mendukung gerakan panen padi organik dan olah tanah serta tanam dengan mekanisasi ini karena dipastikan meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan petani serta menumbuhkan inovasi baru seperti pestisida organik, pupuk organik, dan pengendalian gulma organik di tingkat petani. Saya juga apresiasi alat penyiangan, inovasi petani. Kami dorong untuk cepat dipatenkan. Kami bantu secara gratis dan royalti kami berikan langsung kepada petani," demikian dikemukakan Amran dalam keterangan tertulis yang didapat di Jakarta, Senin (7/10/2019).

Baca Juga: Musim Kemarau, Kementan Salurkan Pompa Air dan Sumur Suntik

Amran menyebutkan bahwa selama pemerintahan Jokowi-JK, Kementan telah banyak berkontribusi memajukan sektor pertanian Morowali sebagai Bumi Tepe Asa Moroso. Bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan), benih padi, jagung, bibit kelapa dalam, cengkeh, pala, dan berbagai bantuan lainnya seperti pelatihan untuk petani.

"Kalau jumlah bantuan pertanian dan desa untuk Sulawesi Tengah selama 5 tahun mencapai Rp8 triliun. Jadi itu namanya jauh di mata dekat di hati. Dan hari ini kami datang membawa bantuan alsintan senilai Rp4 miliar," tegas Amran.

Lebih lanjut Amran mengungkapkan bahwa di penghujung pemerintahan Jokowi-JK, khususnya sektor pertanian, berhasil mencetak prestasi besar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun sebesar 2,4 juta ton dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton pertama dalam sejarah.

"Kemudian peningkatanProduk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian nomor 5 di dunia saat ini. Nilai PDB Pertanian mampu tumbuh 3,7 persen dari target 3,5 persen. Kementan juga mendapat predikat WTP dari BPK selama 3 tahun berturut-turut dan penghargaan anti gratifikasi terbaik dari KPK 2 tahun berturut-turut," ungkapnya.

Capaian sektor pertanian lainnya, sebut Amran, di era pemerintahan Jokowi-JK, Indonesia berhasil wujudkan swasembada beras. Di 1984, Indonesia pertama kalinya meraih swasembada beras dengan jumlah penduduk 162 juta, tetapi terdapat impor sekita  414 ribu ton. Definisi swasembada oleh FAO pada waktu itu disebut swasembada bila mampu mencukupi sendiri dan impor maksimum 10 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: